KORANRB.ID - Sejarah film porno memiliki akar yang panjang dan rumit, dimulai pada akhir abad ke-19. Film porno pertama yang tercatat, Le Coucher de la Mariée (1896), disutradarai oleh Albert Kirchner di bawah bimbingan Eugène Pirou, seorang pelopor perfilman di Prancis.
Film ini menampilkan Louis Willy yang melakukan adegan menanggalkan pakaian, meskipun durasi yang tersisa hanya sekitar dua menit dari total tujuh menit, dan hanya adegan pembukaan pakaian yang dapat ditonton hingga saat ini di Arsip Film Prancis.
Film ini menarik perhatian publik pada saat itu, meskipun belum ada adegan seks eksplisit. Namun, dampaknya pada industri perfilman sangat besar, terutama di Prancis.
BACA JUGA:Kecanduan Minuma Berakohol? Berikut 10 Cara Sederhana Atasi
BACA JUGA:Balai Kemenperin Berperan Tingkatkan Daya Saing Industri Manufaktur
sutradara mulai melihat potensi keuntungan besar dari memasukkan unsur-unsur erotis dalam film. Fenomena ini pada akhirnya membuka jalan bagi genre film erotis dan pornografi untuk berkembang.
Pada awal abad ke-20, Prancis dan Amerika Serikat menjadi pusat utama produksi film erotis dan semi-porno. Film-film seperti Laughing Sinners (1931), The Devil is Driving (1932), dan Merrily We Go To Hell (1932) memuat unsur semi-seksual, meskipun masih dalam batasan yang sangat terbatas karena aturan penyensoran yang ketat pada saat itu.
Namun, pada 1969, Denmark menjadi negara pertama yang mencabut sensor terhadap film, termasuk pornografi, sehingga mendorong komersialisasi industri pornografi di negara tersebut.
Film porno mulai tersedia di toko-toko dan diiklankan secara terbuka, memicu ledakan dalam produksi dan konsumsi film porno di Denmark dan secara global.
Langkah Denmark ini menginspirasi produser di Amerika Serikat untuk mulai memproduksi film-film porno yang lebih eksplisit.
Film Mona the Virgin Nymph (1970) adalah salah satu film porno Amerika yang memuat adegan seksual secara langsung, dengan lebih dari 50% dari keseluruhan film mengandung konten dewasa. Hal ini mendorong industri pornografi di Amerika Serikat untuk berkembang lebih pesat.
Pada 1971, The Boys in the Sand menjadi film porno pertama yang menampilkan konten homoseksual secara terbuka, dan juga merupakan film porno pertama yang menampilkan kredit pemain dan kru, meskipun dengan nama samaran.
Industri ini kemudian mulai menarik lebih banyak perhatian dan menjadi bagian dari budaya populer di Amerika Serikat.
BACA JUGA:Kemenperin dan YBI Populerkan Bangga Berbatik, Mampu Menyerap Hingga 200 Ribu Tenaga Kerja
BACA JUGA:Ini Daftar Lengkap 16 Tim Lolos Piala Asia U20, Tanpa 2 Negara Tetangga Indonesia