Salah satu film porno yang paling ikonik dari era ini adalah Deep Throat (1972), dibintangi oleh Linda Lovelace. Film ini menghasilkan pendapatan ratusan juta dolar di seluruh dunia dan membuka jalan bagi bintang porno lain untuk memperoleh ketenaran, seperti Marilyn Chambers (Behind the Green Door), Georgina Spelvin (The Devil in Miss Jones), dan Bambi Woods (Debbie Does Dallas).
Tahun 1980-an hingga awal 1990-an dikenal sebagai "The Golden Age of Porn", di mana banyak aktor dan aktris porno seperti John Holmes, Ginger Lynn Allen, dan Traci Lords menjadi terkenal. Dengan munculnya teknologi VHS dan kemudian DVD, film porno semakin mudah diakses oleh masyarakat luas.
Namun, industri ini juga menghadapi tantangan besar, terutama dengan merebaknya HIV/AIDS pada tahun 1980-an. Beberapa aktor dan aktris porno, termasuk John Holmes, Wade Nichols, dan Al Parker, meninggal karena penyakit tersebut. Krisis ini memaksa industri untuk lebih memperhatikan kesehatan dan keselamatan para pemainnya.
Pada 1998, Adult Industry Medical Health Care Foundation didirikan, yang menciptakan sistem pengujian rutin bagi aktor porno untuk mencegah penyebaran penyakit menular seksual seperti HIV, klamidia, dan gonore. Dengan pengujian bulanan dan regulasi yang lebih ketat, tingkat infeksi menular seksual di kalangan aktor porno menurun drastis, sehingga menjaga keberlangsungan industri ini.
BACA JUGA:Aniaya Anak Tiri dan Istri, Warga Bengkulu Selatan Dibui
Dengan datangnya era internet pada 1990-an dan 2000-an, distribusi film porno berubah secara dramatis. Situs-situs porno bermunculan, dan konsumsi konten pornografi melonjak. Industri pornografi berpindah dari produksi besar-besaran berbasis studio ke produksi yang lebih terdesentralisasi melalui platform online.
Bintang porno seperti Jenna Jameson, Tera Patrick, dan Sasha Grey mencapai ketenaran global berkat distribusi konten mereka secara online.
Di masa sekarang, pornografi adalah industri global yang menghasilkan miliaran dolar setiap tahunnya. Meskipun demikian, masih ada perdebatan luas tentang dampak sosial, moral, dan psikologis dari pornografi.
Sementara sebagian orang melihatnya sebagai bentuk hiburan dewasa yang sah, banyak yang berargumen bahwa pornografi memiliki dampak negatif pada hubungan interpersonal dan pandangan masyarakat terhadap seksualitas.
Perjalanan industri film porno dari film bisu berdurasi tujuh menit di akhir abad ke-19 hingga menjadi industri multi-miliar dolar saat ini mencerminkan perubahan besar dalam pandangan masyarakat terhadap seksualitas dan hiburan.
Seiring berkembangnya teknologi, pornografi terus berevolusi, membawa dampak yang mendalam pada budaya populer dan hubungan sosial di seluruh dunia.