Sejak 2013 sampai 2021, Global Innovation Index Indonesia berada di peringkat 83, 85, dan 87.
“Baru pada 2022 naik ke peringkat 75, kemudian 2023 naik lagi ke peringkat 61, dan 2024 ini naik ke peringkat 54,” sebutnya.
The Global Innovation Index ini adalah indeks yang dirilis oleh WIPO (World Intellectual Property Organization) yang melakukan pemeringkatan 133 negara di dunia berdasarkan kinerja ekosistem inovasinya, seperti banyaknya jumlah paten inovasi yang didaftarkan, transfer teknologi, dan dana R&D yang digelontorkan.
Menperin menjelaskan, penghargaan Rintisan Teknologi Industri (Rintek) yang diinisiasi oleh Kemenperin juga menjadi bagian penting. Upaya ini sebagai bentuk apresiasi kepada perusahaan yang telah mengembangkan inovasi teknologi.
Penghargaan ini dimulai sejak tahun 2006 dan hingga kini telah diberikan kepada 121 inovasi dari 79 perusahaan industri.
Pada tahun ini, penghargaan Rintek diberikan kepada 21 inovasi dari tahun 2023 dan 2024. Inovasi yang terpilih melalui proses seleksi ketat dari ratusan usulan yang diajukan oleh berbagai perusahaan, termasuk di bidang petrokimia, otomotif, farmasi, dan logam.
BACA JUGA:Ini yang Terjadi Apabila Tubuh Kekurangan Vitamin D, Simak Penjelasannya
BACA JUGA:Ditinggal Pacar Menikah? Jangan Galau, Hadapi dengan 7 Cara Berikut Ini
Kinerja positif ini sejalan dengan laporan dari International Institute for Management Development (IMD), yang menempatkan Indonesia di peringkat ke-27 dalam World Competitiveness Ranking (WCR) 2024.
“Inovasi-inovasi ini telah terbukti mampu meningkatkan efisiensi industri sebesar 11-48%, dan kami terus mendorong agar lebih banyak inovasi yang lahir dari industri dalam negeri. Kami berharap dengan terus mendorong inovasi dan teknologi, Indonesia dapat terus meningkatkan daya saingnya di kancah global,” urai Agus.
Kesempatan sama, Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI), Andi Rizaldi melaporkan keberhasilan program (Penguatan Industri Melalui Optimalisasi Teknologi (Pinoti). Program yang dimulai sejak 2022 ini bertujuan untuk membantu industri dalam menghadapi tantangan teknologi dengan bimbingan tenaga ahli.
“Pinoti membantu industri meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan daya saingnya melalui penerapan teknologi industri,” ujar Andi.
Salah satu pencapaian dari program PINOTI adalah penandatanganan kesepakatan kerja sama antara perusahaan binaan dengan investor, dengan total nilai kontrak mencapai Rp 3 miliar.
Kerja sama ini melibatkan empat perusahaan, yaitu PT Bumi Mentari ART, CV Karya Wahana Sentosa, CV Forrest Coffee, dan CV Bachis Indonesia.
“Kemenperin akan terus mendukung sektor industri nasional dan optimistis dengan kerjasama yang kuat, Indonesia dapat mencapai target industri dan perekonomian nasional dengan lebih cepat,” terang Andi.
Dalam rangka memperingati enam tahun program Making Indonesia 4.0 dan juga Hari Batik Nasional (HBN) yang jatuh pada tanggal 2 Oktober 2024, pada kesempatan ini, Kemenperin resmi meluncurkan Batik Motif Indonesia 4.0.(rls)