KORANRB.ID - Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit pada periode Oktober kembali mengalami penurunan, sedangkan harga getah karet stabil di angka Rp8-10 ribu/Kg.
Untuk penurunan harga TBS tersebut, saat ini Rp2.552,- ribu/Kg, sementara harga TBS pada periode Agustus-September berkisar di angka Rp2.700 ribu/Kg.
Untuk harga TBS kelapa sawit yang dibeli perusahaan berdasarkan kategori usia pohon yakni umur 3 - 9 tahun ditetapkan pada harga Rp2.150,-/Kg sampai Rp2.516,-/Kg.
Sedangkan usia pohon sawit 21 hingga 25 tahun dibeli dengan harga Rp2.549,-/Kg sampai Rp2.295,-/Kg.
BACA JUGA:Optimis Realisasi Investasi Bengkulu 2024 Capai Target, Triwulan II Sudah Capai Rp2,9 Triliun
''Untuk harga TBS kita di Oktober ini sedikit turun, dari Rp2.600/Kg menjadi Rp 2.500/Kg,'' ungkap Sub Koordinator Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (DTPHP) Provinsi Bengkulu, Yuhan Syahmeri, SP, MP, Kamis, 3 Oktober 2024.
Yuhan mengungkapkan, bahwa turunnya harga TBS pada periode Oktober 2024 ini dipengaruhi cuaca yang mengakibatkan hasil panen mengalami penurunan kualitas.
''Penurunan juga lantaran adanya sedikit laporan dari rekan-rekan kita perusahaan yang tidak lengkap, sehingga untuk dimasukkan ke dalam penghitungan tidak sempurna,'' beber Yuhan.
Sedangkan, untuk harga getah karet masih terpantau stabil. Namun, Yuhan mengatakan, bahwa harga Karet Kadar Kering (KKK) dalam kualitas baik akan jauh lebih tinggi.
BACA JUGA:Dapur Elok Lapas Kelas II A Bengkulu Diresmikan, Plt Dirjenpas: Paling Bersih di Berbagai Daerah
BACA JUGA: Dinsos Harap Baznas Ikut Bantu Penyandang Disabilitas di Kota Bengkulu, Ini Alasannya
''Sebenarnya kalau memang benar-benar kering, harganya itu Rp10 ribu/Kg sampai Rp12 ribu/Kg. Mungkin karena sekarang musim penghujan, harganya stabil tapi kualitasnya sedikit turun,'' ungkap Yuhan.
Yuhan menerangkan, bahwa kualitas KKK masyarakat Bengkulu akan lebih buruk apabila masuk musim penghujan, dikarenakan banyak getah karet yang habis ditimpa hujan dan bercampur dengan air hujan.
''Musim penghujan ini kualitasnya sedikit turun karena adanya air yang bercampur dengan Bokar (getah karet) yang ada di tampungan-tampungan,'' ujar Yuhan.