Kehamilan dapat mempengaruhi kesehatan mulut, dan ibu hamil lebih rentan terhadap infeksi atau peradangan gusi (gingivitis) karena perubahan hormon.
BACA JUGA:Datangi 3 Lokasi Rawan, Ini Hasil Patroli Polresta Bengkulu
Infeksi di mulut dapat merangsang kelenjar ludah untuk memproduksi lebih banyak air liur sebagai respons tubuh dalam melawan infeksi tersebut.
Jika infeksi tidak ditangani dengan baik, ibu hamil mungkin merasakan peningkatan produksi air liur yang berkelanjutan, dan mereka akan merasa perlu untuk membuangnya.
7 Konsumsi Makanan atau Minuman Tertentu
Beberapa makanan dan minuman dapat merangsang produksi air liur. Makanan asam, pedas, atau sangat manis, misalnya, dapat memicu peningkatan produksi air liur pada ibu hamil.
Begitu juga dengan minuman yang mengandung kafein atau minuman berkarbonasi. Beberapa wanita hamil mungkin menyadari bahwa mereka lebih sering membuang ludah setelah mengonsumsi makanan atau minuman tertentu yang memicu reaksi ini.
8 Peningkatan Kebutuhan Nutrisi
Kehamilan meningkatkan kebutuhan nutrisi ibu untuk mendukung perkembangan janin. Kekurangan nutrisi, terutama zat besi dan vitamin B, dapat memengaruhi berbagai fungsi tubuh, termasuk produksi air liur.
BACA JUGA:Nyamannya Nongkrong di Kedai Bukomi, Disediakan Perpustakaan Bagi yang Suka Literasi
BACA JUGA:Punya Ingatan Luar Biasa! Berikut 5 Fakta Unik Tupai
Misalnya, anemia defisiensi besi sering terjadi pada wanita hamil dan dapat menyebabkan gejala seperti hipersalivasi.
Ketika tubuh kekurangan nutrisi penting, kelenjar ludah mungkin memproduksi air liur lebih banyak sebagai respons terhadap perubahan metabolisme yang terjadi selama kehamilan.
9 Pengaruh Obat-obatan
Beberapa obat yang dikonsumsi selama kehamilan dapat memengaruhi produksi air liur. Misalnya, obat-obatan anti-mual atau suplemen vitamin tertentu yang diresepkan untuk ibu hamil dapat memiliki efek samping berupa hipersalivasi.