Seperti kasus-kasus lainnya, penanganan kasus ini oleh aparat hukum mendapat sorotan, dengan banyak yang merasa bahwa keadilan belum sepenuhnya terpenuhi.
Kasus Marsina menjadi simbol perjuangan untuk hak asasi manusia di Indonesia danmenggugah kesadaran akan perlunya perlindungan bagi para aktivis.
3. Kasus Semanggi merujuk pada dua peristiwa tragis yang terjadi di Jakarta pada tahun 1998, yaitu Semanggi I (12-13 November) dan Semanggi II (21-22 Mei).
BACA JUGA:Masih Muda Kok Sudah Ubanan? Coba Cek, Mungkin Karena Kamu Mengalami Hal Ini
Kedua peristiwa ini terjadi dalam konteks demonstrasi mahasiswa yang menuntut reformasi dan pengunduran diri Presiden Soeharto.
Sehingga kasus semanggi dibagi menjadi dua yaitu Semanggi I (November 1998)
Demonstrasi besar-besaran oleh mahasiswa dan masyarakat sipil menuntut reformasi politik.
Aksi tersebut berujung pada bentrokan dengan aparat keamanan. Mahasiswa yang berkumpul di kawasan Semanggi dihadang oleh polisi dan militer.
Banyak demonstran yang terluka, dan setidaknya ada beberapa yang tewas, meskipun angka pasti masih diperdebatkan.
Semanggi II (Mei 1998)
Latar Belakang terjadi, Setelah kejatuhan Soeharto, ketegangan masih ada dan demonstrasi kembali terjadi.
Demonstrasi di kawasan yang sama berujung pada tindakan represif dari aparat, termasuk penembakan terhadap para demonstran.
BACA JUGA:Bukan Albino! Berikut 6 Fakta Unik Merak Putih
Kasus Semanggi menjadi simbol perjuangan mahasiswa dalam menuntut demokrasi dan reformasi. Peristiwa ini menimbulkan kritik luas terhadap tindakan aparat keamanan dan menjadi bagian dari narasi pelanggaran hak asasi manusia di Indonesia.
Penanganan hukum terhadap kasus ini masih menuai banyak kritik karena banyak pihak merasa bahwa keadilan belum sepenuhnya ditegakkan.
Peringatan terhadap tragedi ini terus dilakukan untuk mengingatkan pentingnya hak asasi manusia dan perlindungan terhadap aktivis.