Sistem ini melibatkan perbaikan proses produksi mulai dari sektor hulu hingga tahap pasca-panen. Benny menjelaskan bahwa fokus utama perusahaan saat ini adalah memperbaiki mutu pasca-panen agar kopi robusta yang dihasilkan sesuai dengan standar kualitas internasional.
“Selain itu, kita juga membangun jaringan pemasaran yang mampu membeli produk-produk kopi dengan harga yang sesuai dengan kualitas yang dihasilkan,” tambahnya.
Salah satu upaya penting yang dilakukan oleh PT. Global Inovasi Maju adalah memberikan edukasi kepada para petani terkait standar kualitas produksi kopi.
Petani diajarkan tentang teknik perawatan kebun yang baik, cara panen yang benar, serta proses pengolahan biji kopi yang sesuai dengan standar internasional.
“Dengan adanya edukasi ini, diharapkan para petani mampu meningkatkan kualitas hasil panen mereka, yang pada akhirnya akan berdampak positif terhadap pendapatan mereka,” ujarnya.
Selain fokus pada peningkatan kualitas, PT. Global Inovasi Maju juga membuka dua jenis pasar untuk produk kopi robusta mereka, yaitu pasar speciality dan pasar ekspor.
Pasar speciality berfokus pada kopi dengan kualitas premium, sementara pasar ekspor lebih mengutamakan kuantitas produksi.
Dengan membuka dua jenis pasar ini, kopi robusta Rejang Lebong dapat menyasar berbagai segmen konsumen, mulai dari pecinta kopi premium hingga konsumen besar di pasar internasional.
“Visi jangka panjang kita saat ini adalah bagaimana kopi robusta dari Rejang Lebong dapat diekspor secara massal ke berbagai negara. Untuk mencapai visi ini, mereka sedang membangun ekosistem bisnis yang saling terkait antara petani, suplier, dan trader. Ekosistem ini dirancang agar setiap pihak dalam rantai produksi kopi mendapatkan manfaat ekonomi yang berkeadilan,” terang Benny.
Meskipun sudah banyak pencapaian yang diraih, Benny Pratama menyadari bahwa masih ada banyak tantangan yang harus dihadapi.
Salah satu tantangan terbesar adalah kurangnya dukungan dari pemerintah daerah.
Sebagian besar petani kopi di Rejang Lebong berkebun di kawasan hutan yang telah mendapatkan izin akses selama 35 tahun dari pemerintah.
Namun, dukungan pasca-izin dari pemerintah dirasa masih belum maksimal.
Benny berharap, ke depan, pemerintah dapat lebih aktif mendukung pengembangan industri kopi di Rejang Lebong.
Salah satu harapannya adalah agar Rejang Lebong memiliki pabrik pengolahan kopi sendiri, yang dapat meningkatkan efisiensi produksi dan mendukung ekspor kopi robusta ke pasar internasional.
“Selain itu, kita juga berharap pemerintah dapat mendukung pembangunan mini industri di beberapa desa, agar standar kualitas kopi robusta yang dihasilkan lebih seragam,” demikian Benny.