“Setiap tahun, skor kopi robusta yang kita kirimkan terus menunjukkan peningkatan, hingga akhirnya kita berhasil meraih juara pada tahun 2024,” ungkap Benny.
BACA JUGA:Siap-siap, Kantah Seluma Kembali Usulkan 1.600 Persil untuk PTSL 2025
BACA JUGA:KPU Bidik Minimal 85 Persen Partisipasi Pemilih di Pilkada 2024
Selain kompetisi ini, pada tahun 2023, kopi robusta dari PT. Global Inovasi Maju juga berhasil memenangkan kompetisi lain yang diselenggarakan oleh William Edison Coffee dengan tema WE Kopi Kolaborasi Batch III.
Dalam ajang tersebut, kopi robusta dari Rejang Lebong memperoleh cupping score 81,18 dan berhasil dijual dengan harga Rp60.000 per kilogram melalui sistem lelang, harga yang jauh lebih tinggi dibandingkan harga normal robusta yang berkisar Rp40.000 per kilogram.
“Kesuksesan ini membawa perubahan besar bagi kopi robusta Rejang Lebong. Sejak memenangkan kompetisi tersebut, permintaan terhadap kopi robusta dari daerah ini meningkat pesat.
Kopi robusta Rejang Lebong semakin diminati oleh konsumen, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
BACA JUGA:Hingga Oktober, PAD Seluma Sektor PBB Capai Rp1,3 Miliar
BACA JUGA:106 Boks Surat Suara Pilkada Sudah di Gudang KPU Kepahiang
Hal ini menunjukkan bahwa kopi robusta Rejang Lebong memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu produk unggulan yang dapat bersaing di pasar global,” beber Benny.
Dijelaskan Benny, saat ini PT. Global Inovasi Maju fokus pada peningkatan kualitas dan kuantitas produksi kopi robusta.
Perusahaan ini membawahi dua koperasi utama, yaitu Rumpun Register V yang didirikan pada tahun 2023 dan Cahaya Panca Sejahtera yang telah berdiri sejak tahun 2017.
Koperasi ini terdiri dari sekitar 50 anggota petani kopi yang tersebar di berbagai wilayah di Rejang Lebong.
BACA JUGA:Dukungan Terhadap ROMER Menggema di Pantai Panjang, Lanjutkan Pembangunan!
BACA JUGA:Beruntun! 2 Panwascam Mundur Jelang Pilkada 2024
Untuk meningkatkan kualitas produksi, PT. Global Inovasi Maju menerapkan sistem usaha yang terintegrasi.