KORANRB.ID - Sembilan ekor sapi di Kota Bengkulu terjangkit wabah bakteri Septicaemia Epizootica (SE) atau penyakit ngorok yang menyerang sapi dan kerbau.
Hal tersebut dibenarkan Kabid Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bengkulu drh. Henny Kusuma Dewi.
Ia mengatakan bahwa di Kota Bengkulu berdasarkan pemantauan tim di lapangan bahwa ada sembilan sapi yang terjangkit bakteri ngorok dan saat ini sudah dilakukan perawatan.
"Bakteri ngorok juga sudah sampai di Kota Bengkulu, terbaru terdapat sembilan sapi yang positif terjangkit bakteri ngorok," ungkap Henny.
BACA JUGA: Pesta Rakyat Unib Hadirkan Nyoman Paul Desember 2024 Mendatang
BACA JUGA:Disdikbud Provinsi Bengkulu Mulai Data Penerima TPG dan Tamsil Tambahan Triwulan IV
Untuk kesembilan sapi yang terjangkit bakteri ngorok salah satunya sapi yang berasal dari daerah yang sebelumnya memang ada sapi yang terjangkit bakteri ngorok ini juga.
"Untuk sapi yang terjangkit virus ngorok salah satunya sapi yang datang dari daerah yang terjangkit virus ngorok,” jelas Henny.
Perlu juga diketahui bahwa Septicaemia Epizootica (SE)/Haemorrhagic septicaemia (HS) adalah penyakit hewan menular pada sapi dan kerbau yang disebabkan oleh bakteri Pasteurella multocida (Pmultocida).
“Kita juga harus memahami apa itu bakteri ngorok sehingga kita bisa mengetahui secara pasti bakteri ini penyebarannya bagaimana,” jelas Henny
BACA JUGA:Perbaikan Gedung SMKN 3 Kota Bengkulu Hampir Rampung
BACA JUGA:Ini Pesan Bawaslu ke 330 PTPS Terpilih Pilkada Serentak 2024
Namun bakteri ngorok ini tidak akan berbahaya pada manusia apalagi menularkan manusia itu sangat tidak mungkin.
Untuk kesembilan sapi yang terjangkit saat ini tim kesehatan hewan sedang berupaya untuk mengobatinya, sehingga bisa terselamatkan dan tidak menularkan sapi lain yang ada di Kota Bengkulu.
“Saat ini sapi yang terjangkit sudah kita lakukan penanganan dengan baik,” jelas Henny.