9 Ekor Sapi di Kota Bengkulu Terjangkit Penyakit Ngorok, Ini Langkah DKPP Kota Bengkulu

Sabtu 26 Oct 2024 - 23:13 WIB
Reporter : Wesjer Tourindo
Editor : M. Rizki Amanda Lubis

Semantara itu Henny juga mengimbau untuk para peternak agar lebih teliti dalam membeli sapi yang dari luar daerah jangan tergiur dengan harga yang terkesan murah.

“Kita terus imbau pada para peternak untuk lebih teliti dan kenali bagaimana ciri ciri sapi terkena bakteri ngrok,” terang Henny.

BACA JUGA:Penerbitan SLO Solaria Ditunda, Ini Penyebabnya Berdasarkan Pengecekan DLH

BACA JUGA:Dukcapil Sasar Sekolah Dasar di Kota Bengkulu, Pastikan Murid Miliki KIA

Ada beberapa ciri yang menjadi alat ukur untuk melihat bakteri ini pada sapi atau kerbau yaitu dari kondisi tubuh lesu dan lemah, Suhu tubuh meningkat dengan cepat diatas 41ºC, Tubuh gemetar, mata sayu dan berair, serta nafsu makan yang terganggu.

“Kita harus lihat beberapa ciri yang patut dicurigai terhadap sapi ternak kita,” tutup Henny. 

Sakadar informasi, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu salurkan 1.000 vaksin Septicaemia Epizootica (SE) ke kabupaten.

Penyaluran vaksin SE khusunya ke Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kaur. Lantaran adanya puluhan hewan ternak di Bengkulu Selatan dan Kaur mati.

Diungkapkan, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi Bengkulu, drh. Muhammad Syarkawi, bahwa wabah yang menyerang ternak tersebut dinamai wabah Septicaemia Epizootica, yakni “Ngorok”.

“Kita mendapatkan 1000 dosis vaksin SE dan sudah kita alokasikan ke kabupaten, khususnya di Bengkulu Selatan dan Kaur,” sampai Syarkawi, Rabu, 9 Oktober 2024.

Akibat wabah tersebut, setidaknya 50 ekor kerbau di Bengkulu Selatan, dan 10 sapi di Kabupaten Kaur mati.

“Sekitar 50 kerbau di sana. Dan informasi terbaru kemarin di Kaur sudah ada 10 ekor yang mati,” beber Syarkawi.

Syarkawi menerangkan, bahwa wabah ternak Ngorok tersebut, menyerang jenis ternak seperti sapi atau kerbau dengan ciri mengeluarkan buih dari mulut hewan tersebut.

Atas hal itu, Disnakeswan Provinsi Bengkulu bersama jajaran pemerintah kabupaten telah mengambil tindakan dengan melakukan pengobatan terhadap kerbau atau sapi yang sakit. 

“Memang yang sudah terlanjur, tapi yang kondisinya bisa tertolong alhamdulillah dapat diselamatkan,” ungkap Syarkawi.

Lebih jauh, Disnakeswan Provinsi Bengkulu meyakini hal tersebut memberikan berdampak signifikan terhadap perekonomian peternak, karena penularannya yang sangat cepat.

Kategori :