Ekosistem Rusak, tidak seperti dahulu, saat ini ekosistem di aliran sungai gasan sudah tidak ada.
Dahulunya banyak sekali ikan yang hidup dan berkembang biak dialiran sungai gasan, bahkan banyak warga yang menjadikan aliran sungai gasan menjadi spot mancing. Namun saat ini satupun ikan sudah tidak terlihat, air tampak tenang dan tidak ada tanda tanda kehidupan didalamnya, hanya ada endapan lumpur.
Air Sungai Membuat Gatal, dampak adanya dugaan limbah yang mengalir di aliran sungai gasan menimbulkan dampak buruk bagi masyarakat.
Jangankan untuk kebutuhan mencuci atau masak, air sungai gasan pun jika kita sentuh dan kita diamkan ditubuh akan menimbulkan rasa gatal yang amat sangat perih.
Sehingga membuat warga enggan untuk memanfaatkan kembali air dari sungai gasan yang melintasi pabrik PT AIP.
Adanya Aroma Busuk, jika diperhatikan secara langsung, ada bau khas yang menyeruak disekitar aliran sungai gasan yang melintasi PT AIP, terutama dibagian hulu. Besar kemungkinan ini diduga karena limbah yang terus menerus dibuang di aliran sungai, sehingga muncul aroma tidak sedap disepanjang aliran sungai gasan.
Humas PT. AIP, Deni saat ditanyakan mengenai warga yang mengeluh mengenai limbah.
Berkilah bahwa tidak ada pencemaran limbah yang disebabkan dari kegiatan PT AIP. Hanya saja sempat terjadi rembesan sedikit dari parit lantaran ada yang tersumbat.
"Tidak ada pencemaran limbah, adanya rembesan dari parit karena tersumbat,"singkatnya.
RB juga sempat mendatangi lokasi aliran Sungai Gasan yang diduga tercemar limbah.
Hasilnya memang tidak jauh berbeda dengan pernyataan masyarakat, terlihat bahwa air Sungai Gasan sudah berminyak, berwarna coklat kehitaman diserta buih buih dan tidak terlihat adanya hewan yang bersarang didalamnya.
Bahkan ketika dasar aliran sungai dikorek menggunakan kayu, terlihat lumpur hitam yang menyeruak kepermukaan air, termasuk juga dipinggiran anak sungai terdapat bercak kehitaman yang diduga merupakan limbah.
Sebelumnya, Kepala Dinas (Kadis) Lingkugan Hidup (DLH) Seluma, Sudarman mengatakan bahwa sungai yang diduga tercemar sempat melakukan uji sampel. Namun hasilnya menunjukkan nilainya dibawah baku mutu, artinya perusahaan tidak melanggar batas.
Namun saat dicoba untuk memintai hasil uji lab, Kadis DLH tidak dapat menunjukkan hasilnya lantaran hasil uji lab hanya mereka dapatkan via telfon saja.
"Hasilnya sudah ada dan dibawah baku mutu, namun untuk rinciannya kami tidak ada. Yang menyimpan hanya UPTD Laboratorium DLH Provinsi Bengkulu dan PT. AIP itu sendiri,"jelas Sudarman.