"Jadi pada dasarnya TBC bisa disembuhkan namun butuh proses, yakni harus konsumsi obat secara rutin 6 bulan tanpa putus meskipun kondisi penyakit sudah mulai membaik. Jika terputus maka harus mengulang dari awal hingga 1 tahun," ungkap Mazda.
Ditambahkan Mazda, salah satu penyebab lambatnya pemutusan rantai TBC yakni sulitnya koordinasi kepada keluarga pasien atau orang yang berkontak langsung dengan pengidap TBC.
BACA JUGA:Program Dizsco, Babe Tais Kenalkan Digitalisasi Keuangan ke Pelajar di Seluma
BACA JUGA:Pembangunan Alun-Alun Tais Sudah Mencapai 70 Persen
Karena untuk memberantas TBC, sebaiknya seluruh orang dekat terutama yang satu rumah juga wajib mengkonsumsi obat TBC secara rutin. Terlepas dari hasil pemeriksaannya positif atau negatif TBC.
"Jadi jika berkontak erat atau satu rumah dengan pasien TBC, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan laboratorium agar cepat ditangani. Namun terlepas dari hasilnya, mereka juga tetap harus mengkonsumsi obat secara rutin," imbuh Mazda.
Ditambahkan Mazda, adapun gejala jika terserang TBC yakni batuk terus menerus selama kurun waktu 3 minggu lamanya.
Kemudian, turunnya berat badan secara dratis disertai keluarnya keringat pada tubuh secara berlebihan baik di siang maupun malam hari.
Untuk diketahui, TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri, kebanyakan menyerang paru-paru, namun tidak menutup kemungkinan juga menyerang organ tubuh lainnya, seperti ginjal, tulang belakang dan otak.
Penyakit ini juga rawan penularan, baik melalui batuk atau bersin pada orang yang sudah terinfeksi.
Salah satu langkah mencegah TBC adalah dengan menerima vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerin) atau sebaiknya langsung kefaskes terdekat agar bisa dicek medi
"Jadi jika sudah terdapat gejala seperti diatas, sebaiknya segera periksa ke faskes terdekat," pungkas Mazda.