Dengan meminimalkan impor, TKDN membantu mengurangi penggunaan devisa negara untuk membeli barang-barang impor, sehingga memperkuat neraca perdagangan.
Saat perusahaan dituntut untuk meningkatkan persentase komponen lokal, mereka terdorong untuk melakukan inovasi dan menggunakan teknologi yang mendukung produk lokal.
BACA JUGA:Plt Gubernur Bengkulu Lepas Peserta Olimpiade Bahasa Arab
Hal ini bisa membuka jalan bagi kolaborasi antara sektor industri dan akademik dalam riset dan pengembangan.
Kebijakan TKDN pada akhirnya menciptakan fondasi yang kuat untuk kemandirian ekonomi Indonesia.
Dengan kemampuan memproduksi sendiri berbagai komponen penting, Indonesia dapat lebih siap menghadapi fluktuasi global, terutama dalam situasi krisis atau embargo ekonomi.
Tantangan dalam Implementasi TKDN
Meski memiliki banyak manfaat, penerapan TKDN juga menghadapi berbagai tantangan.
BACA JUGA:Guru Diminta Buat Kegiatan Penunjang Program Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Salah satu tantangan utamanya adalah keterbatasan kapasitas produksi dan kualitas produk lokal yang kadang belum mampu memenuhi standar internasional.
Selain itu, biaya produksi lokal bisa jadi lebih tinggi dibandingkan impor, sehingga mempengaruhi daya saing harga produk.
Tantangan lain termasuk minimnya teknologi dan fasilitas produksi, serta kebutuhan pelatihan bagi tenaga kerja lokal.
Kesimpulannya, TKDN adalah kebijakan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan.
Dengan mewajibkan penggunaan komponen dalam negeri, TKDN membantu memperkuat industri lokal, menciptakan lapangan kerja, dan mengurangi ketergantungan pada impor.
Melalui implementasi TKDN yang efektif, Indonesia memiliki peluang besar untuk meningkatkan kemandirian ekonomi dan daya saing industri dalam menghadapi tantangan global.
Kebijakan ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk membangun ekonomi berbasis lokal yang kuat dan stabil.