Maka dari pada itu HIV/AIDS ini disebabkan oleh perilaku yang tidak baik, peran dari pada masyarakat sendirilah yang tentunya menjadi upaya dalam mengantisipasi. Jangan biarkan adanya perempuan malam dan tempat-tempat lokalisasi atau prostitusi.
BACA JUGA:Peringati HUT Ke-56 Provinsi Bengkulu, Pemprov Gelar Senam Massal
BACA JUGA: Bappeda Kota Bengkulu Terima Kujungan Tim CIP Kemendagri
“Dengan kesadaran masyarakat penyakit berbahaya ini dapat kita hindari tentunya, kalaupun ia tertular maka ia jangan menularkan dengan orang lain,” tandasnya.
Sekadar mengulas,
Dinkes Kota Bengkulu mencatat jumlah pasien penderita HIV di Kota Bengkulu mencapai 108 orang per Oktober 2024.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bengkulu, Joni Haryadi Thabrani, SKM, MM mengatakan, dengan angka tersebut masyarakat diminta ikut serta melakukan pencegahan penularan HIV.
Salah satunya dengan memperbanyak mengikuti kegiatan keagamaan.
Kemudian menjaga perilaku agar terhindar dari prilaku yang menyimpang yang merugikan diri sendiri, seperti seks bebas.
"Saya imbau kepada masyarakat untuk setia dengan pasangan.
Sebab penyakit HIV menyerang para pelaku seks bebas dan pengguna narkoba,” jelas Joni.
Jika masyarakat memiliki pondasi agama dan lingkungan yang baik, maka untuk perilaku selingkuh, maka akan terhindar dari perselingkuhan dan menggunakan jasa wanita tuna susila.
Kemudian, dirinya meminta kepada tokoh agama, tokoh masyarakat dan warga sekitar untuk mengawasi lingkungan sekitar.
Agar tindakan penyalahgunaan narkoba dan seks bebas bisa dihilangkan, sehingga penyebaran penyakit HIV berkurang di Kota Bengkulu.
"Dengan jumlah kasus HIV, kita cukup prihatin, sebab sampai saat ini obat-obatan untuk HIV belum ada. Yang ada hanya obat untuk menahan daya imun penderita HIV," kata Joni.
Sementara itu, terkait dengan pengobatan untuk pasien HIV di Kota Bengkulu gratis.