Satu Koloni Mencapai 500 Ribu Ekor dan Agresif, Inilah Fakta Semut Rangrang

Rabu 20 Nov 2024 - 09:52 WIB
Reporter : Rio Agustian
Editor : Fazlul Rahman

BACA JUGA:Bisa Bernyanyi dan Bersenandung hingga Dicap Hewan Paling Aktif, Inilah 8 Fakta Marmut

Jika berbicara mengenai seorang, hewan ini punya sarang besar yang terbentuk dari daun daun kering dan biasanya dibangun di Dahan, ranting, atau batang pohon.

Koloni sebut orang-orang juga bisa membangun lebih dari satu seorang dari satu pohon yang sama. Kemungkinan hal ini dilakukan supaya pekerjaan semua orang bisa menjadi lebih ringan dan efisien.

Dengan seorang yang banyak hewan ini juga tak perlu khawatir jika ada serangan predator karena mereka masih punya cadangan makanan dan tempat tinggal di serang lain.

3.Penyebarannya mencakup benua Asia dan Australia.

Dilansir GBIF, Semut Rangrang tak hanya bisa ditemukan di Indonesia. Justru lebih dari itu, penyebaran hewan berwarna merah ini mencakup berbagai daerah, seperti Australia, India, Malaysia, Filipina, Singapura, Srilangka, Thailand, Firma, sampai Papua Nugini.

Semut Rangrang sendiri termasuk hewan Arboreal yang artinya ia hidup, mencari makan, beraktivitas, dan berkembang biak di pepohonan. Mau itu pohon jambu, pohon mangga, pohon jati bisa jadi rumah bagi hewan ini.

BACA JUGA:Wow! Berikut 7 Hewan Laut yang Berevolusi dari Hewan Darat

BACA JUGA:Mengenal Taksidermi, Seni Pertunjukan Tubuh Hewan yang Telah Mati

Oleh karena itu kamu harus berhati-hati saat naik ke atas pohon atau saat hendak memetik buah. Jika tidak berhati-hati serangga ini bisa terganggu dan akhirnya menyerang atau menggigit.

Bahkan tak hanya di pepohonan, terkadang semua orang juga bisa masuk ke dalam rumah dan pemukiman.

Apalagi jika rumahmu dekat dengan sawah, kebun, dan ditumbuhi banyak pohon. Kalo hal ini terjadi kamu bisa mengusirnya dengan sapu atau menyemprotkan pembasmi serangga.

4.Larva dan pupunya sering dijadikan makanan burung.

Selain mampu menjaga ekosistem di hutan ternyata semua orang juga bisa dimanfaatkan oleh manusia. Pemanfaatan yang paling sering dijumpai adalah pemanfaatan Pupa, telur atau larva nya untuk dijadikan pakan burung dan umpan saat memancing.

Hal tersebut terjadi lakukan di Indonesia dan masyarakat kerap menyebut telur Semarang sebagai kroto. Kroto dipilih sebagai umpan dan pakan karena dianggap murah, dan mudah ditemukan itu bergizi.

BACA JUGA:5 Hewan Paling Langka di Indonesia, Sulit Ditemukan di Negara Lain

Kategori :