MUKOMUKO,KORANRB.ID – Kabupaten Mukomuko termasuk daerah penghasil ternak ruminansia yakni kambing, sapi dan kerbau.
Hampir di setiap desa, warganya memilihara ternak dengan jumlah perkeluarga miliki ternak tidak kurang tiga ekor.
Namun banyaknya hewan ternak masih belum diimbangi dengan ketersediaan dokter hewan.
Ini yang menjadi keluhan, karena membuat peternak merugi ketika adanya serangan penyakit pada ternak ruminansia. Berkaitan hal tersebut, Rahmad (46) salah warga Kecamatan Teras Terunjam mengatakan, untuk sapi, kerbau, dan kambing menjadi peliharaan rata-rata masyarakat di kecamatan tersebut.
Dari kegiatan pemeliharaan ternak tersebut dapat memberikan tambahan pemasukan, terlebih ketika ada kebutuhan mendesak.
BACA JUGA:Telusuri Dugaan Perselingkuhan Kades Air Berau Usai Digerebek Warga
BACA JUGA:Paslon Pilkada Mukomuko Rebut 139.976 Suara Pemilih, Bawaslu Terima 16 Laporan
Yang menjadi masalah sekarang dalam memelihara hewan ternak ini, masyarakat sering kebingungan ketika dihadapkan dengan penyakit yang menimpa hewan peliharaannya.
Seperti sapi kalau sudah terkena perut kembung, kalau tidak bisa sehat, pasti mati. Tentu akan merugikan pemilik ternak.
”Sapi saya pernah terkena perut kembung 2 ekor, semuanya mati. Kita berharap setiap Kecamatan di Kabupaten Mukomuko ini memilik tenaga medis hewan atau dokter hewan, karena dari hewan ternak inilah kami bisa menyekolahkan anak,” jelas Rahmad.
Sementara itu Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Mukomuko drh. Nurwah Yuni menjelaskan, Kabupaten Mukomuko apabila dibandingkan dengan daerah lain yang ada di Provinsi Bengkulu sebenarnya sudah lebih banyak dokter hewan. Berjumlah 8 orang, dengan rincian 7 Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 1 non PNS.
Dimana daerah lain hanya memiliki paling banyak 4 dokter hewan. Namun tetap saja kurang jika diinginkan 1 kecamatan 1 doter hewan.
BACA JUGA:Penyakit Ngorok Landai, Vaksin Tetap Diajukan
BACA JUGA:Program 3 Juta Rumah, Dinas Perkim Bengkulu Selatan Lakukan Ini
“Dokter hewan kita terbilang banyak. Tapi karena bentang jarak yang sangat memakan waktu, idealnya satu kecamatan satu dokter hewan,” ujarnya.