BINTUHAN, KORANRB.ID - Kasus Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Kaur masih cukup tinggi.
Bagaimana tidak hingga bulan Desember 2024 Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaur mencatat ada sebanyak 17 kasus AKI dan AKB.
Yang rinciannya adalah 16 AKB, sementara untuk AKI hanya ada 1 kasus.
Namun ini bukanlah akhir rekapan data di tahun ini, sebab Dinkes Kaur sampai dengan sekarang masih melakukan perekapan data sampai dengan penghujung Desember nanti.
BACA JUGA:DPRD Bengkulu Utara Dorong Pembangunan Ekonomi dari Potensi Daerah
"Sampai sekarang, kita mencatat tural ada 17 kasus AKI dan AKB yang masuk ke kita," kata Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Noptitin Arianti, M.KM.
Jika dibandingkan dengan tahun 2023 yang lalu, Noptitin mengaku kasus saat ini bertambah.
Pasalnya di tahun 2023 yang lalu sempat menurun hanya sekitar 10 kasus, sedangkan di tahun 2022 jumlah kasus ada 15.
Artinya di tahun 2024 ini kasus kembali meningkat, untuk permasalahannya sekarang masih dalam penelitian oleh pihak Dinkes Kaur.
BACA JUGA:Isu Penghapusan Zonasi Mencuat, Kadisdik: Tunggu Instruksi Resmi
"Jika dibandingkan dengan tahun lalu, kasus tahun ini bertambah.
Permasalahannya sekarang masih kita dalami," ucapnya.
Jika berkaca dengan kejadian di tahun 2022 yang lalu Noptitin menjelaskan, salah satu penyebab atau faktor utama penyebab kasus AKI adalah pendarahan yang diderita sang ibu pada saat hendak melahirkan.
Sedangkan untuk AKB, banyak anak yang menderita penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) sejak masih dalam kandungan, sehingga pada saat anak tersebut lahir mereka tidak bisa bernapas dengan normal.
"Saya sangat yakin, masalahnya masih seperti di tahun 2022 yang lalu. Pendarahan dan juga ISPA," terang Noptitin.