BPBD Rejang Lebong Catat 50 Bencana Sepanjang Tahun 2024, Kerugian Ditaksir Rp 2,4 Miliar

Sabtu 07 Dec 2024 - 22:58 WIB
Reporter : Arie Saputra Wijaya
Editor : M. Rizki Amanda Lubis

Selain banjir dan longsor, BPBD juga mencatat peningkatan kejadian pohon tumbang akibat angin kencang. 

Kondisi ini menjadi perhatian utama pada bulan Desember, mengingat intensitas angin yang semakin tinggi.  

“Angin kencang sering kali menyebabkan pohon tumbang yang mengakibatkan kerusakan rumah dan fasilitas umum. Fenomena ini harus menjadi perhatian masyarakat karena risikonya cukup besar, terutama di kawasan permukiman padat,” jelas Rio Agustian Pakpahan.  

BACA JUGA:PAD Bengkulu Utara 2024 Masih Rendah, Target Pajak 2025 Naik Jadi Rp35 Miliar

BACA JUGA:Nilai Transaksi Niaga Elektronik Diproyeksi Rp487 Triliun

Sebagai langkah antisipasi, BPBD telah mengimbau masyarakat untuk memangkas pohon yang terlalu tinggi dan rentan tumbang.

Selain itu, pihaknya terus memantau perkembangan cuaca bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).  

Agusti menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana. 

Menurutnya, bencana alam bisa terjadi kapan saja, baik saat cuaca buruk maupun saat kondisi terlihat normal.  

“Masyarakat diimbau untuk selalu waspada terhadap bencana longsor, banjir, pohon tumbang, maupun jenis bencana lainnya. Instruksi dari Kepala Pelaksana BPBD menegaskan agar masyarakat tidak lengah karena bencana dapat terjadi sewaktu-waktu,” ujarnya.  

Selain itu, ia juga meminta masyarakat untuk melaporkan kejadian bencana dengan segera agar respons cepat dapat dilakukan.

“Kami memiliki tim siaga yang selalu siap untuk merespons laporan masyarakat. Kerja sama ini penting untuk meminimalkan dampak bencana,” tambahnya.  

Sebagai bentuk mitigasi, BPBD Rejang Lebong terus melakukan berbagai program edukasi kepada masyarakat. Salah satunya adalah sosialisasi tentang pentingnya menjaga lingkungan, seperti tidak membuang sampah sembarangan yang dapat menyebabkan saluran air tersumbat.  

Selain itu, BPBD juga mengajak masyarakat untuk aktif dalam kegiatan gotong royong membersihkan drainase dan memantau kondisi lingkungan sekitar. 

Untuk wilayah rawan longsor, warga diminta untuk tidak melakukan aktivitas yang dapat memperparah kondisi lereng, seperti penebangan pohon tanpa izin.  

“Kami juga telah mendistribusikan peralatan darurat ke beberapa desa rawan bencana, termasuk perahu karet untuk wilayah rawan banjir dan alat berat untuk menangani longsor. Langkah ini dilakukan agar masyarakat dapat merasa lebih aman dan siap menghadapi kondisi darurat,” ungkap Agusti.  

Kategori :