Salah satu tugas terberat pemerintah mempersiapkan sumberdaya manusia yang produktif, berkualitas dan berdaya saing dalam menghadapi era di mana persaingan utamanya tidak hanya dengan sesama tetapi juga dengan perkembangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) yang dapat menggantikan pekerjaan manusia.
BACA JUGA:DIPA dan Alokasi TKD 2024 Diserahkan Gubernur, Naik Rp1,36 triliun atau 9,24 persen
Kelompok usia produktif harus dibekali dengan pendidikan dan keterampilan yang berdaya saing untuk dapat dikembangkan menjadi potensi diri, baik sebagai tenaga kerja maupun wirausaha.
Dalam pergeseran dunia kerja saat ini, telah berkembang banyak pekerjaan dan pola baru yang belum pernah ada sebelumnya. Pekerjaan terkait teknologi dan kreativitas seperti pembuat konten media sosial telah berkembang dan menjadi profesi yang cukup menjanjikan.
Begitu juga dengan pekerjaan kreatif lainnya yang membutuhkan keterampilan khusus seperti keahlian bidang teknologi yang cepat berkembang dan dinamis.
Perkembangan teknologi informasi telah membantu dan menciptakan berbagai pekerjaan yang baru bermunculan dan sangat di butuhkan saat ini oleh berbagai kalangan. Untuk itu dibutuhkan adaptasi terhadap perubahan yang harus direspon dengan cepat oleh berbagai stakeholder dan masyarakat sendiri.
Teknologi informasi juga telah mengubah cara kerja lama yang usang dengan keterbatasan ruang dan waktu menjadi lebih fleksibel. Banyak pekerjaan yang bisa di lakukan tanpa terikat ruang dan waktu, bahkan banyak pekerjaan baru yang bermunculan dan tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Dinamika ini menjadikan pengertian bekerja juga berkembang menjadi suatu kegiatan produktif yang tidak selalu terlihat.
BACA JUGA:Jaksa Teliti Berkas Tersangka Korupsi Retribusi TKA
Hal ini karena bekerja dapat dalam keadaan senyap tanpa diketahui orang, seperti pekerjaan yang menggunakan teknologi informasi yang bisa dikerjakan di mana saja dan kapan saja dengan hanya mengadalkan perangkat jaringan.
Dengan teknologi informasi yang semakin berkembang, maka yang harus dilakukan saat ini adalah memanfaatkannya sesuai dengan berbagai pekerjaan yang ada dan mengembangkan peluang ke depan. Melihat potensi yang ada dengan mensinergikan pemanfaatan teknologi adalah suatu keharusan. Seperti pemanfaatan teknologi informasi dalam dunia pertanian untuk menjawab permasalahan jumlah petani muda yang semakin berkurang.
BACA JUGA:38 Peserta Daftar Seleksi JPTP, 2 dari Luar Benteng
Diharapkan dengan mengajarkan pertanian modern yang menggunakan teknologi informasi kepada generasi muda, maka citra petani sebagai pekerjaan yang termarjinalkan dapat hilang dan memancing mereka untuk bekerja menjadi petani millenail modern.
Dengan demikian, harapan bonus demografi yang dapat dipersiapkan dengan baik akan dapat meningkatkan angkatan kerja berkualitas dan berdaya saing tinggi. Tidak terbatas pada pekerjaan baru tetapi pekerjaan kreatif dengan konsep kekinian yang lebih baik, lebih cepat dan lebih mudah.
Untuk itu konsep bekerja untuk berkarya akan semakin luas ke depannya. Dengan memanfaatkan perkembangan dan kemudahan yang sudah dimiliki, maka kita melihat bahwa kebutuhan masa depan akan dapat terpenuhi sehingga memberikan kontribusi untuk membangun bangsa. (RM)