5 Suku di Provinsi Riau, Sejarah beserta Adat dan Kebiasaan Uniknya

Jumat 15 Dec 2023 - 11:41 WIB
Reporter : Fran Sinatra
Editor : Fazlul Rahman

Sedangkan versi ketiganya, menyebutkan bahwa kata riau berasal dari penuturan masyarakat setempat, diangkat dari kata rioh atau riuh, yang berarti ramai, hiruk pikuk orang bekerja.

Provinsi Riau diduga telah dihuni sejak masa antara 10.000-40.000  sebelum masehi (SM), hal tersebut berdasarkan kesimpulan yang diambil setelah adanya penemuan alat-alat dari zaman Pleistosin di daerah aliran sungai Sengingi yang terdapat di Kabupaten Kuantan Singingi di bulan Agustus 2009.

BACA JUGA:Suku-Suku yang Ada di Indonesia, Suku Bangsa Asli di Bengkulu

Adapun alat bantu yang ditemukan antara lain kapak pemotong, perimbas, serut, serpih dan batu inti yang merupakan bahan dasar pembuatan alat serut dan serpih.

Selain itu, para peneliti juga menemukan fosil kayu yang diperkirakan berusia lebih tua dari alat-alat batu yang ditemukan tersebut.

Dikutip dari berbagai sumber, diduga manusia pengguna alat-alat yang ditemukan di Riau adalah pithecanthropus erectus yang pernah ditemukan di Sangiran, Jawa Tengah.

Dengan adanya penemuan bukti tersebut adalah bukti bahwa telah ada kehidupan yang lebih tua di Riau, yang selama ini selalu mengacu pada penemuan Candi Muara Takus di Kampar sebagai titik awalnya.

Disetiap daerah tentunya mempunyai penduduk aslinya, salah satunya adalah Riau. Adapun suku di Riau diketahui lebih dari satu dan menyebar di seluruh wilayah Riau.

BACA JUGA:Suku-Suku yang Ada di Indonesia, Asal Usul dan Keunikan Suku Enggano di Bengkulu

Umumnya, suku-suku yang tinggal di pedalaman masih memegang teguh ajaran nenek moyangnya hingga sekarang.

Selain hal tersebut, masih adanya ketergantungan terhadap alam, juga turut menjadikan mereka lebih menghargai ekosistem alam jika dibandingkan dengan manusia lainnya.

Suku-suku yang ada di Provinsi Riau di ketahui ada 5 etnis, yang sampai saat ini masih bertahan, adapaun kelima suku tersebut adalah sebagai berikut:

1. Suku Sakai

Masyarakat suku ini umumnya banyak yang tinggal di wilayah Balai Pungut, Kandis, Duri, Kota Kapur, Minas dan berbagai daerah lainnya. 

Adapun kehidupan suku ini adalah berpindah-pindah (nomaden), dengan memenuhi kebutuhan hidupnya dengan bergantung pada hasil hutan. Mereka biasanya berladang, bertani dan berburu.

Kategori :