JAKARTA, KORANRB.ID – Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi baru saja melakukan kunjungan ke Maroko. Itu merupakan rangkaian kunjungan ke tiga negara di Afrika Utara, yaitu Aljazair, Tunisia, dan Maroko. Bertemu Menlu Maroko Nasser Bourita pada akhir pekan ini, Retno mengangkat sejumlah isu seperti kerja sama sektor halal dan konflik Jalur Gaza.
Dalam kunjungannya ke Rabat yang kurang dari 24 jam, Retno berhasil meningkatkan kemitraan strategis kedua negara melalui penandatanganan MoU. Menurut dia, peningkatan status kemitraan itu mencerminkan komitmen kedua negara untuk lebih memperkokoh dan memperluas kerja sama bilateral pada sektor-sektor yang strategis dan signifikan. Misalnya, politik dan keamanan, kerja sama regional dan global, kemitraan ekonomi, kerja sama pembangunan, hingga sosial budaya dan keimigrasian.
BACA JUGA:Warga Gaza Diminta Mengungsi ke ’’Koridor Kematian’’, Padati Jalan Menuju Pintu Masuk Kamp
”Guna memastikan implementasi kemitraan strategis yang terarah dan terukur, Indonesia dan Maroko juga sepakat untuk kembali mengaktifkan mekanisme pertemuan bilateral rutin pada tingkat menteri,” ujarnya dalam keterangan resminya kemarin (23/12).
Secara khusus, ada beberapa hal yang didorong dalam pertemuan bilateral tersebut. Dalam bidang kesehatan, misalnya, dia mendorong kolaborasi antara institusi kesehatan dan perusahaan terkait pertukaran pengetahuan, penelitian, serta kemungkinan produksi bersama vaksin guna mendukung kemandirian vaksin bagi kedua negara serta negara-negara di Asia dan Afrika.
BACA JUGA:Ajarkan Anak Merawat Gigi Sejak Dini
Kemudian, dalam bidang perdagangan, Indonesia menyambut baik perdagangan bilateral kedua negara yang mencapai lebih dari USD 308,5 juta pada tahun lalu. Selanjutnya, di bidang pasokan kalium dan fosfat, terdapat kerja sama B-to-B antara PT Pupuk Indonesia dan OCP Group Maroko. Retno berharap kerja sama itu dapat dilanjutkan pada kerja sama investasi dan produksi pupuk bersama.
Selain itu, dia menyampaikan adanya potensi kerja sama sektor halal antar kedua negara. Termasuk penjajakan kerja sama pengakuan sertifikasi halal untuk produk makanan, obat, dan kosmetik. Tak ketinggalan, dia juga menyinggung soal kemungkinan pembukaan pasar bagi produk busana muslim Indonesia. ”Saya juga memohon dukungan agar produk unggulan Indonesia seperti kopi, teh, kelapa sawit, tekstil, karet, kapas, serta produk lainnya dapat memperoleh akses yang lebih luas di pasar Maroko,” paparnya. (mia/c7/fal)