BACA JUGA:Pemkab BU Ajukan Jalan dan Jembatan ke Kementerian PUPR
Penggunaan aspal dingin ini tidak terlalu terpengaruh kondisi aspal maupun kondisi cuaca saat pemasangan, karena jenis aspal ini bisa beradaptasi dengan kondisi lingkungan.
3. Aspal Modifikasi
Aspal jenis ini memang belum banyak digunakan atau belum digunakan menyeluruh di Indonesia dan baru dimulai di beberapa daerah saja.
Namun jenis aspal ini memang sudah sangat dikenal terutama di Eropa.
Jenis aspal ini menggunakan bahan dasar bukan hanya perekat dengan batu, di Indonesia saat ini sudah mulai dikembangkan terkait dengan penggunaan karet latek atau rubber sebagai bahan dasar aspal.
BACA JUGA:Tinggal 8 Hari, Jalan Inpres Rp 43 Miliar Belum Rampung
Aspal jenis ini biasanya digunakan untuk jalan-jalan tertentu yang memang membutuhkan daya tahan lebih kuat lagi atau jalan-jalan khusus.
4. Emulsion Asphalt (Aspal Emulsi)
Aspal jenis ini biasanya aspal jenis ringan yang penggunaannya khusus untuk pemeliharaan atau perawatan skala kecil non lubang.
Perawatan yang bisa menggunakan aspal jenis ini adalah perawatan retakan-retakan kecil seperti retakan rambut yang terjadi di jalan-jalan yang baru dibangun.
BACA JUGA:Kendaraan Melintas Jalan Tol Meningkat 63,52 Persen
Jika aspal jenis ini digunakan untuk perbaikan lubang, maka dipastikan perbaikan tidak akan bertahan lama.
5. Cutback Ashalt
Aspal jenis ini juga banyak digunakan di Provinsi Bengkulu untuk pembangunan jalan.
Fungsi aspal jenis ini harusnya hanya digunakan untuk perbaikan jalan, aspal jenis ini adalah aspal yang telah dicairkan menggunakan bahan bakar minyak terutama solar.