Dikutip dari berbagai sumber, suku Mandar terbentuk sejak abad ke XVI, dimana pembentukan suku ini dengan adanya persekutuan antara 7 kerajaan di pesisir dengan 7 kerajaan dari pegunungan.
BACA JUGA:Menilik 5 Suku Asli Di Kepulauan Riau, Salah Satunya Suku Hutan, Beserta Keunikan Adat Istiadatnya
Kerajaan Balanipa, Sendana, Pamboang, Banggae, Tappalang, Mamuju dan Binuang merupakan kerajaan yang ada di pesisir.
Adapun bagian dari kerajaan pegunungan terdiri dari Rantebulahang, Aralle, Tabulahang, Mambi, Matangnga, Tabang dan Bambang.
Dimana asal-usul dari suku Mandar merupakan tergabungnya ke empat belas kerajaan tersebut, dimana mereka membuat persekutuan suku bangsa yang saling menguatkan dan melengkapi satu sama lain.
Dari sejumlah literatur menyatakan bahwa kata Mandar, telah ada jauh sebelum persekutuan antara empat belas kerajaan bersatu.
BACA JUGA:Melihat Suku Laut, Salah Satu Suku Asli di Kepulauan Riau hingga Tradisi Uniknya
Hal tersebut ada pada peta-peta Eropa pada tahun 1534-1540 dimana dalam peta tersebut memuat kata Mandar pada catatan pertama pedagang Portugis di Pulai Sulawesi pada tahun 1530.
Nama persekutuan keempat belas kerajaan di sebut dengan nama Mandar, nama ini dibuat dilandaskan bahwa kerajaan Balanipa mempunyai pengaruh politik yang cukup diantara salah satu dari ke empat kerajaan tersebut.
BACA JUGA:Keberadaan Suku Gaib di Indonesia, Salah Satunya Adalah Suku Paloh, Ada yang Bisa Terbang
Suku ini menggunakan bahasa Mandar, dalam kesehariannya penggunaan bahasa ini memiliki sejumlah dialek yang berbeda. Dimane dialek ini tergantung dari daerah setempat. Wilayah yang menggunakan bahasa Mandar adalah, Majene, Polewali Mandar dan Mamuju.
Dialek Balanipa merupakan dialek bahasa yang paling banyak digunakan dalam suku Mandar. Dimana dialek ini memiliki sejumlah variasi seperti Lapeo, Pambusuang, Karama, Napo, Tandung dan Toda-todang.
BACA JUGA:Menilik 5 Suku Yang Ada di Kepulauan Bangka Belitung, Sejarah dan Adat Istiadatnya Yang Unik
Adat istiadat dan budaya dari suku Mandar masih di junjung tinggi hingga saat ini, dimana ada beberapa tradisi budaya masih dipertahankan dalam kehidupan sehari-hari hingga sekarang.
Suku ini dikenal sebagai pelaut ulung sejak zaman dahulu. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya catatan, bahwa suku ini memiliki pengetahuan kemaritiman seperti teknologi pembuatan peragu, pengetahuan kelautan dan pelayaran.
BACA JUGA:Kenali 2 Suku di Provinsi Lampung Ini, Sejarah hingga Kebiasaan Adatnya