Karena hal ini pula, kejadian berulang kesurupan yang kerap dialami pelajar SMAN 1 Kepahiang yang lokasinya berada di areal hutan konak, dipercaya terkait dengan keberadaan mahkluk halus di sana.
Lantas, apa pula fakta lain Hutan Konak Kepahiang?
Hutan Konak merupakan hutan kota, yang lokasinya berada di sisi jalan lintas Kepahiang-Pagaralam. Lokasinya, hanya berjarak 3 KM atau kisaran 5 menit dari pusat kota Pasar Kepahiang Kabupaten Kepahiang dan berada di Kelurahan Pasar Ujung Kecamatan Kepahiang.
Bernama resmi hutan lindung Konak register 53, hutan konak memiliki luas denan cakupan 11,5 Ha. Terkini, yang masih bervegetasi hutan sekitar 8 Ha saja.
BACA JUGA:Misteri Sebakas Dusun Tinggi di Bengkulu Selatan, Dipercaya Sebagai Bekas Kerajaan
Belakangan, seiring terbitnya Kepmen Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI Nomor SK. 975/ MENLHK/ SETJEN/ PLA. 2/ 9/ 2022 tertanggal 7 September 2022, Hutan Lindung (HL) Konak seluas 24.401 M2 sah milik Kabupaten Kepahiang dan sudah menjadi aset Kabupaten Kepahiang.
Dengan perubahan ini pula, sejumlah bangunan yang ada di dalam kawasan hutan konak, mulai dari dari SMAN 1 Kepahiang, kantor Badan Kesbangpol Kepahiang, kantor Camat Kepahiang, Sekolah Luar Buiasa (SLB), dan kantor Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, serta UPTD Kasatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Bukit Daun dapat dikelola secara penuh.
BACA JUGA:Misteri Jalan Lintas Mepet Pagar Bandara Mukomuko
Nah, pengembangan Hutan Konak ternyata pertama kali sudah dilakukan seorang Belanda. Budayawan Kepahiang Emong Soewandi dalam sebuah ulasannya menyampaikan, Louis Constant Westenenk pula yang menamakan kawasan hutan di Kepahiang menjadi Konak.
Dari catatan sejarah, Westenenk diketahui sempat menjabat Gubernur Sumatera Utara pada, 8 Juli 1924 – 26 November 1925. Lalu, Residen Kota Palembang pada 2 Februari 1921 – 8 Juli 1924. Hingga menjadi Residen Bengkulu pada 12 Maret 1920 – 2 Februari 1921.
BACA JUGA:Mitos Bendungan Kokoh Karena Tumbal Manusia, Berikut Kisahnya
Selama menjabat residen Bengkulu itupula, hutan konak Kepahiang pertama kali tersentuh.
"Nama Hutan Konak, telah menjadi teka-teki panjang. Ternyata kata ini bukanlah berasal dari bahasa Rejang, atau juga bahasa Melayu," tulis Emong.
Keberadaan Westenenk di Kepahiang sendiri atas dorongan sang istri yang kala itu, tidak menyukai panasnya Bengkulu sebagai tempat tinggal utama. Saat berada di hutan Kepahiang, Westenek mendirikan rumah peristirahatannya yang kemudian ia berikan nama Konak.
Nama Konak ini sendiri, digunakan Westenenk untuk menandai kawasan hutan di Kepahiang berasal dari bahasa Turki. "Konak diambilnya dari bahasa Turki. Dalam Bahasa Turki, konak adalah istilah untuk menyebut sebuah rumah besar atau mansion," tambah Emong.
BACA JUGA:Sejarah dan Mitos Benteng Ana di Kabupaten Mukomuko, Dipercaya Ada Terowongan ke Kota Bengkulu