KORANRB.ID – Nama Seluma yang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Bengkulu berasal dari kata Siluman. Sedangkan Tais, ibukota Kabupaten Seluma, nama pemberian dari Maharaja Sakti. Mitos atau fakta?
Sejak dimekarkan dari Kabupaten Bengkulu Selatan bersama dengan Kabupaten Kaur pada tahun 2003 lalu, Kabupaten Seluma perlahan mulai merangkak mengalami peningkatan dari berbagai sisi.
Selang 20 tahun perjalanan, mungkin masih banyak diantara warga a yang masih penasaran dengan asal usul nama kabupaten dan ibukota kabupaten yang memiliki moto 'Serasan’ ini.
Dari beberapa sumber terpercaya, menyebutkan penamaan kata Seluma berasal dari kata Siluman. Bagaimana bisa?
BACA JUGA:Asal Mula Nama Kepahiang, Kini jadi Kabupaten Hasil Pemekaran di Provinsi Bengkulu
Menurut kisah, tercetusnya nama Seluma dari kata siluman ini berasal dari cerita di masa lampau. Konon katanya kisah siluman ini dari Puyang Perpati Sakti diutus oleh Adica Warman yang merupakan Raja Kerajaan Pagar Uyup dari daerah Sungai Terap untuk mengetahui potensi di Pulau Sumatera.
Setelah tiba di Kerajaan Selebar, Puyang Perpati Sakti melihat secara langsung seekor naga memiliki dua butir telur yang menutup Danau Bukit Campang di Kerajaan Selebar. Begitu saatnya menetas, ternyata naga dan telur tersebut menghilang.
Dari sanalah Puyang Perpati sakti mengetahui bahwa naga tersebut merupakan Siluman. Ia lalu memutuskan memberi nama daerah yang saat ini menjadi kabupaten tersebut bernama Seluma.
BACA JUGA:Naik Private Jet, Putra Jokowi Tiba di Kota Bengkulu
Sementara itu untuk penamaan Tais yang saat ini menjadi ibukota Kabupaten Seluma, nama ini juga muncul saat di masa lampu. Disebutkan, Raja Pagaruyung yang kerajaannya berpusat di Sungai Terap memerintahkan para pembantunya untuk berkeliling Sumatera guna mengetahui potensi Pulau Sumatera.
Bertugas ke arah bagian selatan pulau Sumatera adalah Maharaja Sakti yaitu adik kandung sang raja sendiri. Ketika tiba di Kerajaan Bangkahulu, Maharaja Sakti dan rombongannya melanjutkan perjalanannya ke arah selatan pusat kerajaan.
Sampai pada suatu tempat dimana terdapat beberapa pondok kebun dan beberapa penduduk setempat. Ketika sedang beristirahat, tiba-tiba jatuh buah pohon yang ada di dekat mereka.
BACA JUGA:Awalnya Dianggap Tak Layak Jadi Ibukota, Ini Arti Arga Makmur Ibukota Bengkulu Utara
Maharaja Sakti mengambil buah tersebut. Bentuknya seperti buah embacang tapi lebih besar. Saat ditanyakan ke salah seorang penduduk, dijawabnya bahwa buah tersebut bernama buah Tais.
Namun ada juga yang menyebutnya dengan buah Taias. Buah tersebut tidak mengandung racun, namun saat dimakan rasanya gatal dan sangat asam.