SELUMA, KORANRB.ID - Banyaknya kelapa sawit yang memasuki musim trek atau produksi buah jauh berkurang, membuat sebagian besar petani mengeluhkan pendapatan menurun drastis. Saat panen ini tandan buah segar (TBS) kelapa sawit hanya 50 persen dari jumlah panen di waktu normal.
Salah satu yang mengeluhkan yakni petani kelapa sawit asal Desa Talang Tinggi Kecamatan Seluma Barat Kabupaten Seluma, Aliansyah Deni. Akibat musim trek sawit ini, kondisi tanaman kelapa sawit yang menjadi andalan utama menafkahi keluarga, cukup memprihatinkan saat ini. "Pendapatan menurun jauh bahkah hampir setengah dari biasanya," ungkap Deni.
BACA JUGA: Dianggarkan Rp2,9 Miliar, Puskesmas Tais Dibangun 2 Lantai
Menurut Deni kondisi trek ini sudah terjadi setidaknya dalam empat bulan terakhir. Tentu membuat resah petani karena tidak adanya opsi lain untuk mengatasi masalah ini.
Dahulunya jika sedang panen, kebun miliknya bisa menghasilkan 800 kilogram TBS, namun saat ini hanya mampu 200 kilogram, terbanyak hanya 400 kilogram itupun jarang sekali. "Terakhir panen besar dipertengahan September lalu, hingga saat ini belum ada kemajuan," keluh Deni.
Pahitnya musim trek ini membuat petani mengubah waktu putaran panen. Jika dahulunya per 2 atau 3 minggu sekali dilakukan pemanenan buah, saat ini hanya dilakukan 1 kali dalam sebulan. Ini disebabkan karena banyaknya pohon kelapa sawit yang tidak berbuah.
Petani harus memberikan waktu ekstra ke pohon kelapa sawit untuk berbuah. "Hanya satu bulan sekali, itupun tetap tidak banyak seperti biasa," pungkasnya.
Tidak hanya keluhan petani kelapa sawit, musim trek ini ternyata berdampak juga kepada para pemanen sawit yang menjadi garda terdepan dalam proses panen. Seperti yang dijelaskan Julian, semakin sedikit buah yang dipanen, semakin sedikit juga upah yang ia dapatkan.
BACA JUGA: Dugaan Pungli di Cemoro Sewu, Polisi Periksa Ketua Pemuda Pancasila, Tiket Rp 15 ribu Barang Bukti
Biasanya dalam waktu seminggu dirinya bisa memanen tiga hingga empat kebun petani dengan upah Rp 100 per kilogram TBS. Jika sedang banyak maka ia bisa memanen hingga 3 ton TBS perhari.
"Kalau sedang musim panen saya bisa dapat Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu mas, tapi itu saat musim panen normal. Kalau ngetrek saat ini ya cuma Rp 70 ribu perhari saat musim panen, karena yang panen hanya setengahnya," keluh Julian.
Untuk diketahui, harga TBS kelapa sawit di Kabupaten Seluma saat ini masih cenderung stabil, TBS dari petani di harga Rp 1.850/Kg. Sedangkan di tingkat pabrik dihargai Rp 2.100 hingga Rp 2200/kg.(zzz)