KORANRB.ID – Kementerian Perindustrian memperkuat pengembangan wirausaha industri di daerah melalui peningkatan kompetensi pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM).
Program ini dijalankan Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) untuk memperkuat struktur industri nasional dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Wamenperin Faisol Riza menyampaikan, peningkatan jumlah wirausaha IKM menjadi strategi penting dalam menciptakan industri yang inklusif dan berdaya saing global.
Ia menilai wirausaha bukan sekadar pembentukan usaha baru, tetapi juga pendorong perubahan sosial dan ekonomi di masyarakat.
BACA JUGA:Waspada Penipuan Aplikasi Digital VIR, Polres Bengkulu Selatan Ingatkan Masyarakat
BACA JUGA:Warga Lawan Petugas Tegakkan Perda Ternak Nyaris Diproses Hukum
“Langkah tersebut menjadi bagian dari strategi pemerintah dalam menciptakan industri yang inklusif, berkelanjutan, dan berdaya saing global,” kata Faisol, Minggu 23 November.
Menurutnya, peningkatan jumlah wirausaha industri akan memperluas lapangan kerja dan memperkuat pendapatan masyarakat. Dampaknya, ekonomi daerah tumbuh lebih merata.
Hal ini dinilai penting mengingat jumlah pelaku IKM di Indonesia mencapai 4,4 juta berdasarkan data BPS 2024, yang mewakili 99,8 persen pelaku usaha nasional. Namun rasio kewirausahaan masih berada pada kisaran 3,35–3,47 persen per Februari 2025.
“Angka ini perlu terus didorong untuk mencapai target nasional sebesar 3,6 persen pada 2029 atau lebih cepat,” ujarnya.
Kemenperin pun memperkuat agenda penumbuhan wirausaha baru seiring kebijakan transformasi menuju industri hijau serta percepatan digitalisasi.
BACA JUGA:Waspada BBM Oplosan, Masyarakat Diminta Jangan Tergiur Harga Murah
BACA JUGA:Jangan Hanya Kejar Investor, PAD Bocor Harus Dievaluasi
Faisol menyebut penyebaran basis industri perlu diperluas ke daerah, tidak hanya bertumpu pada perusahaan besar.
Sebagai upaya mendukung program itu, Kemenperin menyelenggarakan kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Wirausaha Baru IKM Kimia, Sandang, dan Kerajinan di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, pada 13 November 2025. Sebanyak 120 pelaku IKM dari Pasuruan dan wilayah sekitarnya mengikuti pelatihan tersebut.