BINTUHAN, KORANRB.ID - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kaur saat ini hampir kehabisan stok Vaksin Anti Rabies (VAR). Bagaimana tidak, kini VAR yang tersisa hanya sebanyak 12 vial saja. Jumlah ini hanya mencukupi untuk kebutuhan 3 orang saja.
Masih cukup tingginya kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) menjadi alasan kenapa stok VAR di Kabupaten Kaur sangat cepat habis.
Meskipun demikian, VAR harus tetap tersedia sebab orang terkena GHPR harus segera mendapatkan vaksin jika tidak bisa berakibat fatal bahkan kematian.
BACA JUGA: Pejabat Baru Segera Sertijab
"Stok VAR saat ini hanya cukup untuk penanganan 3 orang, tinggal 12 Vial," kata Sub Koordinator Pencegahan Penyakit Menular (P2M) Dinkes Kabupaten Kaur Benni Siska Sari.
Beni mengungkapkan, sebelumnya pada beberapa bulan yang lalu mereka telah mengambil stok VAR di Bengkulu. Total ada sebanyak 80 VAR yang telah diambil, namun tingginya kasus GHPR membuat stok VAR tinggal 12 Vial lagi.
Yang mana rekapan hingga bulan Oktober 2023 terjadi 72 kasus GHPR.
"Jumlah kasus GHPR sendiri memang masih cukup tinggi. Hingga Oktober kemarin saja terjadi 72 kasus, sementara untuk rekapan November dan Desember masih dilakukan," ungkap Beni.
Untuk kebutuhan VAR tahun ini Beni menjelaskan hingga kini Dinkes belum melakukan pengajuan.
Karena masih harus melakukan perekapan kasus GHPR di tahun 2023 yang lalu. Usai perekapan kasus selesai maka nanti barulah akan didapat jumlah VAR yang akan diajukan.
BACA JUGA:Berkas PPPK Paling Lama 14 Januari
"Untuk pengajuan, kita belum dapat jumlahnya masih harus melakukan perekapan dulu," terang Beni.
Pantauan 2023 Kecamatan Tanjung Kemuning dan Kecamatan Kaur Tengah masih memegang kasus GHPR tertinggi se-Kabupaten Kaur.
Bahkan, dua Kecamatan tersebut mendapat julukan Rabies Center, karena setiap tahunnya pasti ada kasus GHPR di dua kecamatan tersebut.
Banyaknya warga yang hobi berburu dan memelihara anjing masih menjadi faktor utama tingginya kasus GHPR di dua di dua kecamatan tersebut.