KORANRB.ID- BERAKTIVITAS dengan lebih memilih untuk tidur-tiduran sembari memainkan handphone, terkadang lupa akan waktu. Hampir sebagian besar pernah dilakukan saat ini oleh setiap orang. Aktivitas yang bisa dikenal mager atau rebahan ini, membuat seseorang kurang bergerak.
Bahaya mager dengan rebahan yang terlalu lama akan membuat metabolisme dalam tubuh semakin lambat. Sehingga berakibat tubuh kurang bertenaga, serta merangsang tubuh menjadi makin malas berpikir dan beraktivitas.
Berdasarkan data Badan kesehatan dunia (WHO), empat dari tiap lima remaja di dunia saat ini kurang melakukan aktivitas fisik, atau sekitar 81 persen remaja dan 27,5 persen orang dewasa.
BACA JUGA: 5 Jamur Ini Bisa Dikonsumsi, Ada yang Bisa Sembuhkan Kanker
Hal ini disebabkan oleh kebanyakan orang ketergantungan pada alat teknologi untuk membantu hampir segala aktivitas mereka. Dan kebanyakan remaja menghabiskan waktu mereka dengan bermain gadget.
--
Aktivitas tersebut sangat mudah ditemukan dari kota hingga ke desa. Kalau dulu anak-anak muda berkumbul bermain sesuatu yang mengandung aktivitas fisik ataupun berdiskusi, kalau sekarang baik itu di pos ronda, pinggir jalan, teras rumah dan warung. Anak-anak dan remaja yang berkumpul 3 sampai 5 bahkan lebih, asyk bermain gadget.
BACA JUGA: Tak Perlu Skincare untuk Perawatan Wajah, Cukup dengan Daun Ini
Pemaadangan demikian hampir terjadi di setiap daerah, dan setiap hari. Padahal aktivitas demikian berisiko tinggi, memicu beragam penyakit.
Penyakit paling sering terjadi pada seseorang akibat kurang melakukan aktivitas fisik sebagai berikut.
- Obesitas
Penyakit pertama yang mampu menyerang orang yang gemar rebahan dan minim bergerak yaitu obesitas atau kelebihan berat badan. Saat tubuh kurang gerak maka sirkulasi darah di dalam tubuh menjadi tidak lancar, lalu metabolisme di dalam tubuh menjadi lambat. Dan akhirnya energi yang dihasilkan oleh tubuh juga ikut rendah.
-Hipertensi
Rendahnya aktivitas fisik dapat menyebabkan potensi hipertensi pada seseorang. Penyakit hipertensi di kalangan akademisi dan klinisi disebut dengan silent disease lantaran darah tinggi menjadi salah satu penyebab utama terjadinya penyakit stroke dan serangan jantung
- Penyakit jantung