Sejarah dan Tradisi Suku Asmat, Punya Seni Mengukir yang Handal

Selasa 16 Jan 2024 - 09:46 WIB
Reporter : Fran Sinatra
Editor : Fazlul Rahman

Dimana wilayah yang ditinggali Suku Asmat tersebu telah menjadi Kabupaten sendiri dengan nama Kabupaten Asmat dengan 7 Kecamatan. 

BACA JUGA:Tradisi Unik Panggil Nama orang Tua Memakai Nama Anak, Hingga Asal-Usul Suku Baduy

Hampir setiap hari curah hujan turun dengan 3000-4000 mm per tahunnya. Setiap hari terjadi pasang surut laut masuk kewilayah tersebut, sehingga tidak heran apabila permukaan tanah sangat lembek dan berlumpur. 

Adapun jalannya hanya dibuat dari papan kayu yang ditumpuk di atas tanah yang lembek tersebut. Alhasil tidak semua kendaraan bermotor bisa lewat jalan tersebut. Sehingga orang yang berjalan harus berhati-hati supaya tidak terpeleset, terutama pada saat musim hujan.

BACA JUGA:Asal-Usul Hingga Tradisi Suku Tengger, Salah Satunya Upacara Kasada

Salah satu penghuni Pulau Papua adalah suku Asmat, mereka merupakan salah satu suku terbesar yang menghuni Papua di bagian selatan.

Maksud dari suku terbesar disini adalah, bahwa suku Asmat baik secara jumlah populasinya, wilayah kekuasaan maupun peradaban suku ini adalah mayoritas. Dimana suku tersebut tersebar hingga keseluruhan wilayah di Kabupaten Asmat.

BACA JUGA:Ciri Khas Suku Sunda, Sejarah dan Asal-Usul Serta Budayanya

Dikutip dari berbagai sumber, Mitologi Fumeripitsy menceritakan tentang keberadaan dan asal usul dari suku Asmat, dimana sosok dewa Fumeripitsy turun ke bumi menjelajah dan memulai petualangan dari ufuk barat matahari terbenam. 

Dalam penjelajahan tersebut, dewa berhadapan dengan seekor buaya raksasa, kemudian mereka bertarung, lalu sang dewa berhasil mengalahkan buaya raksasa tersebut.

BACA JUGA:Asal-usul Suku Jawa Hingga Tradisi Uniknya di Indonesia

Walaupun menang dari pertarungan dengan buaya tersebut, namun sang dewa luka parah, kemudian ia terdampar di tepi sungai.

Dan pada akhirnya sang dewa bertemu dengan seekor burung Flaminggo, setelah itu burung tersebut merawat sang dewa hingga dia pulih seperti sedia kala.

BACA JUGA:Suku-suku di Pulau Jawa, Salah Satunya Suku Tengger, Punya Tradisi Unik

Setelah sehat, kemudian sang dewa memilih tinggal diwilayah tersebut, lalu membangun rumah serta mengukir dua buah patung, kemudian ia membuat sebuah genderang untuk mengiringinya menari.

Dalam tariannya sungguh menakjubkan, sehingga mengakibatkan kejadian yang luar biasa, dimana kedua patung tersebut menjadi hidup dan mengikuti gerakan tarian sang dewa.

Kategori :