Ia mengaku tersanjung banyak warga yang masih mendukung penuh dirinya untuk maju di Pilkada Seluma.
Namun untuk saat ini Erwin mengaku belum mempersiapkan apapun dan masih fokus terlebih dahulu terhadap seluruh pekerjaan yang masih tersisa di akhir masa jabatannya bersama Wabup Gustianto.
Erwin juga tidak menutup peluang "duet" kembali dengan pasangannya saat ini Gustianto.
Hal ini didukung juga dengan harmonisnya hubungan mereka saat menyapa warga di beberapa kegiatan di lapangan. Baik melalui giat Calendar of Event maupun Sapa Warga. Untuk kendaraan politiknya, Erwin saat ini masih dipercaya menjabat sebagai Ketua DPW PPP Bengkulu, sedangkan Gustianto menjabat sebagai Ketua DPD Perindo Kabupaten Seluma.
BACA JUGA:Dana Hibah Pilkada 40 Persen Disalurkan
BACA JUGA:KPU Rp 23 Miliar, Bawaslu Rp 7 Miliar, NPHD Pilkada Kepahiang Akhirnya Diteken
"Untuk saat ini kami masih akan terus melanjutkan semua pekerjaan yang tersisa dan satu persatu menuntaskan janji yang telah kami sampaikan.
Terkait Pilkada nantinya akan kita rembukkan terlebih dahulu bersama partai, keluarga dan melihat antusias warga. Untuk peluang duet kembali insyaallah masih terbuka," tegas Erwin Octavian.
Menurut Pengamat Politik yang juga sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan FISIP UNIB, Dr. Mas Agus Firmansyah, M.Si, semua tokoh tentunya berpeluang untuk bersaing di Pilkada Seluma.
Namun petahana tentunya memiliki peluang yang lebih besar karena menguasai birokrasi, bahkan hampir setengah kemenangan biasanya sudah dipegang oleh petahana saat maju kembali karena memiliki kuasa.
Namun tidak menutup kemungkinan jika ada tokoh potensial yang ingin maju, tentunya harus memiliki "Modal" yang cukup untuk mengalahkan petahana.
BACA JUGA:Sempat Tarik-Ulur, Akhirnya NPHD Pilkada Kepahiang Diteken Siang Ini
BACA JUGA:KPU Rp 23 Miliar, Bawaslu Rp 7 Miliar, NPHD Pilkada Kepahiang Akhirnya Diteken
Ada beberapa indikator yang harus dipertimbangkan oleh para tokoh sebelum maju di Pilkada. Diantaranya yakni peroleh suara parpol pengusung pada Pemilu 2024 dan peraihan suara tokoh itu sendiri pada Pemilu 2024 mendatang.
Jika tidak memperhatikan perolehan Pemilu dan tidak memegang datanya, maka tokoh tersebut sama saja dengan 'Masuk Jurang'.
"Karena sebelum maju Pilkada, tentunya kita harus memperhatikan perahu yang akan menaungi, termasuk juga suara yang mampu diraih oleh para caleg yang juga akan maju pada Pilkada. Jika suaranya sedikit maka bagaimana akan meraih suara di Pilkada,"ujar Dr. Mas Agus Firmansyah.