BACA JUGA:Sejarah dan Mitos Benteng Ana di Kabupaten Mukomuko, Dipercaya Ada Terowongan ke Kota Bengkulu
Hal ini dikarenakan pada tahun 1870, Regeering Almanak yang diterbitkan di Belanda telah menyebutkan bahwa Pemerintah Kolonial Hindia Belanda, telah mengidentifikasi Tebing Tinggi.
Dalam pengertian teritorial dan administratif tersebut sebagai zona ekonomi afdeling yang berada langsung di bawah Karesidenan Palembang.
BACA JUGA:Aki Mobilmu Mudah Soak? Begini Cara Merawatnya Supaya Awet
BACA JUGA:Mitos Ular Penjaga Danau Nibung Mukomuko Terkait Nyi Roro Kidul
Pada masa itu, Karesidenan Palembang dibagi menjadi sembilan afdeling, yang terdiri dari Afdeling Palembang, Afdeling Tebing Tinggi, Afdeling Lematang Ulu dan Lematang Ilir, Afdeling Komering Ulu, Afdeling Rawas, Afdeling Musi Ilir, Afdeling Ogan Ilir dan Belida, Afdeling Komering Ilir, Afdeling Iliran dan Banyuasin.
Adapun pembagian dari wilayah afdeling tersebut telah mengalami beberapa kali perubahan.
BACA JUGA:Berikut 7 Trik Supaya Mobil Kamu Irit BBM, Nomor 7 Paling Sering Dilupakan
BACA JUGA:Mitos keberadaan Suku Gaib di Indonesia, Benarkah Manusia Bisa Menikahi Orang Bunian?
Untuk menuju kedesa ini, apabila ditempuh dari pusat kota Bengkulu memerlukan waktu sekitar 4-5 jam, sedangkan jika ditempuh dari pusat Kota Palembang memakan waktu sekitar 8-9 jam lamanya.
Posisi desa tersebut sangat strategis, yaitu berada di dataran lembah yang luas serta diapit oleh Bukit Barisan.
Dari posisi desa inilah, yang diapit kiri dan kanan serta depan dan belakang oleh Bukit Barisan munculnya mitos jika desa ini di selimuti tabir gaib.
BACA JUGA:Aki Mobilmu Mudah Soak? Begini Cara Merawatnya Supaya Awet
BACA JUGA:Menilik Keberadaan Suku Muyu di Papua, Mempunyai kekuatan Supranatural
Zaman dulu, Desa Lawang Agung apabila dilihat dari ketinggian, tidak terlihat dengan jelas.
“Desa Lawang Agung, tidak bisa dilihat dari ketinggian walaupun menggunakan teropong”, ungkap Matsah, salah seorang sesepuh desa ini.