BACA JUGA:Pelunasan Bipih Diperpanjang Hingga 23 Februari, 26 CJH Bengkulu Belum Lakukan Pelunasan
Sementara serangan fajar bisa dianggap suap karena bertujuan agar rakyat tidak memilih pemimpin dengan obyektif.
Praktik Serangan fajar dijalankan, dengan tujuan agar masyarakat memilih pemimpin berdasarkan apa yang sudah diberikan.
Padahal dalam Islam telah jelas dijabarkan, memilih pemimpin mengacu pada integritas dan kompetensinya.
Dalam konteks ini, penting agar memahami jika suap atau risywah memiliki dampak yang merugikan dalam masyarakat. Dengan serangan fajar pula, bisa menyebabkan rusak proses demokrasi.
BACA JUGA:Gubernur Nyoblos di TPS 1 Lingkar Barat, Ini Pesan untuk Warga Bengkulu
Dengan praktik serangan fajar pula, hanya akan menghasilkan pemimpin yang kurang bermoral dan tidak kompeten.
Sedangkan dalam Islam jelas disebutkan, memilih pemimpin sesuai dengan bidang keahlian dan kemampuannya.
Lebih lanjut, Taqiyuddin As-Subki dalam Fatawas Subki menerangkan serangan fajar dan politik uang hukumnya adalah haram.
Alasannya, lantaran praktik tersebut termasuk dalam kategori suap. Yakni, pemberian sesuatu kepada seseorang dengan tujuan agar orang tersebut melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
BACA JUGA:Bupati, Sekda hingga Pihak BKD Beri Keterangan Perkara Korupsi BTT Seluma, Ini Kesaksiannya
"Suap yang di maksud di sini adalah sesuatu yang di berikan untuk menolak hak atau untuk mendapatkan sesuatu yang batil. Jika suap diberikan untuk mendapatkan putusan hukum yang benar, maka haram bagi yang menerimanya. Sedangan untuk si pemberi suap, kalau yang bersangkutan tidak bisa mendapatkan haknya kecuali dengan suap, maka hal itu diperbolehkan. Namun, kalau dia bisa mendapatkan haknya tanpa suap, maka suap tidak diperbolehkan. Demikian pula hukum suap untuk jabatan dan kedudukan, haram bagi yang menerimanya secara mutlak. Adapun untuk pihak yang memberi suap, hukumnya dibedakan berdasarkan penjelasan di atas. (As-Subki, Fatawas Subki fi Furu' il Fiqhis Syafi'i, jilid I, halaman 221).
BACA JUGA:Kajurda Inkai, 33 Medali Disabet Dojo Ranting Bank Bengkulu
Dari serangkaian penjabaran di atas, dapat ditarik kesimpulan jika menerima serangan fajar adalah hal yang dilarang dalam agama.
Sebagai warga negara yang baik, hendaknya pula masyarakat menjalankan hak pilihnya dengan penuh tanggungjawab. Sekaligus menjauhi atau tak menerima praktik serangan fajar saat Pemilu 2024.
Ini penting, agar proses demokrasi di negara Indonesia tetap berjalan sesuai harapan. Jauhi serangan fajar, pilihlah calon pemimpin dengan melihat kapasitas dan kemampuannya dalam memimpin. (*)