KORANRB.ID-GANDA campuran bulutangkis merah putih, Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati atau ReLis, menjaga peluang menggapai juara German Open 2024 seusai melangkah ke perempat final.
Sedangkan perjuangan Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, belum menemukan performa terbaik. Ganda campuran Imdonesia berakronim RiPith itu tumbang di babak 16 besar.
BACA JUGA: Bagian Penting Wisata, Ini Pemenang Putera Puteri Maritim Bengkulu 2024
Mereka kalah oleh duo Malaysia Tan Kian Meng/Lai Pei Jing dua game langsung (17-21, 19-21) di Westenergie Sporthalle, Mulheim an der Ruhr, Jerman.
Kekalahan tersebut membuat RiPith seolah belum bisa mengeluarkan performa terbaik. Sebab, sepanjang 2024, keduanya selalu tersisih di babak-babak awal.
Di antaranya terhenti di 32 besar Malaysia Open, India Open, dan Thailand Masters. Serta tersisih di 16 besar Indonesia Masters.
Basri Yusuf yang bertanggung jawab pada bidang sport science tim ad hoc menuturkan, data yang dia dapat dari tim pelatih, RiPith ada sedikit masalah pada nonteknis.
’’Dan sekarang masih dalam proses penanganan. Semoga ke depannya akan lebih baik,’’ ujarnya sebagaimana dikutip Jawa Pos.
Di tur Eropa ini, RiPith memang mengikuti seluruh rangkaian. Terdekat adalah French Open.
BACA JUGA:Sudah Eranya, Seberapa Penting Peran Artificial Intelligence (AI) di Industri Human Resources?
Tantangan di turnamen tersebut lebih berat karena super 750. Artinya, para pemain terbaik dunia mulai ikut di turnamen itu.
RiPith bakal menghadapi duo Jepang Yuki Kaneko/Misaki Matsutomo di babak awal. Secara head-to-head, RiPith memiliki rekor yang cukup baik dengan kemenangan empat kali berbanding sekali kekalahan. Namun, kali terakhir kedua pasangan berhadapan sudah cukup lama. Yakni, Malaysia Masters 2022. Saat itu, RiPith menang dua game langsung (21-15, 21-18).
Setelah di French Open, RiPith diketahui tidak mengikuti All England Super 1000. Tapi lebih memilih turun di Orleans Masters Super 300. Dua event tersebut diketahui digelar bersamaan pada 12–17 Maret.
Menurut Basri, memilih di event super 300 punya alasan tersendiri. ’’Bukan pas atau tidak, tapi lebih ke mengejar poin Olympic, untuk mencari tambahan ranking point,’’ jelas Basri.
Di sisi lain, rombongan besar tim Indonesia yang sudah berada di Prancis melakukan latihan di Chambly. Karena jarak tempuh yang panjang, latihan dilakukan untuk mengembalikan otot-otot yang kaku dan juga menghindari jet lag yang melanda.