"Dua harapan kami utarakan, dharma agama dan dharma negara," ujar Wayan.
Wayan menambahkan untuk masyarakat yang memeluk agama Hindu yang merayakan Nyepi, makna pembersian diri dan lingkungan harus dihayati sedemikian rupa.
Hal tersebut adalah bentuk syukur dan penghormatan kepada yang maha kuasa.
Harus tetap saling jaga. Pasalnya Wayan menjelaskan berkenaan dengan ritual ogoh-ogoh yang menggambarkan sang butakala yang menjadi pengganggu harus dihancurkan dengan kebersihan diri.
BACA JUGA:34 UMKM Ikuti Bazar Ramadan, Pemkot Bagikan 5.000 Takjil
"Pembersian diri dari hal yang tidak baik harus dihancurkan.
Dengan ritual ogoh-ogoh dimaksudkan sang butakala akan hancur dengan kebajikan dan kesucian hati," jelas Wayan.
Di tempat terpisah salah satu Jamaat pura Dewa Ayu Sri Widawati (27) menuturkan bahwa dengan hari Nyepi ini bermakna mendalam pada dirinya dan umat Hindu dimanapun di seluruh Indonesia.
Makna bagaimana menyucikan diri dengan ritual Catur Brata atau puasa dengan menunggalkan 4 kebiasan yang sering dilakukan.
BACA JUGA:Pertengahan Maret, PPPK Kemenag Terima SK
Kemudian juga Dewa menjelaskan ritual yang akan dijalankan sesudah Nyepi adalah ritual bersilaturahmi ke semua keluarga dan sesama umat Hindu.
Hal itu memupuk kekeluargaan sebab disampaikan Dewa berkat itulah merka bisa saling jaga.
"Pemaknaan mendalam untuk peringatan Nyepi ini adalah bagaiman menyucikan diri dengan ritual catur Brata.
BACA JUGA:Tak Ada Anggaran, Cabor Seleksi Atlet Popda Mandiri
Kemudian sesama umat Hindu harus saling bersama, saling jaga.
Sebab makna mendalam dari silaturahmi pada saat selesai sembahyang Nyepi," tutup Dewa Ayu.