"Kita harus menjaga pasar dometisk dulu. Kalau bisa Indonesia jangan menjadi market saja, jika itu terjadi maka PHK akan terjadi kembali dan menurunkan buying power," urainya.
Dia berharap, dengan Permendag Nomor 36 ini, dapat melahirkan efek berkurangnya barang impor setelah Lebaran 2024 sehingga pekerja yang dirumahkan bisa dipekerjakan kembali.
"Kita berharap Mei atau Juni 2024 kapasitas produksi bisa naik. Kami berharap Permendag Nomor 36 tidak ada penundaan dan perubahan lagi,” tutupnya.
Diketahui bahwa Permendag 36/2023 berisi tentang penataan kembali kebijakan impor dengan menggeser pengawasan impor dari post-border ke border dan relaksasi atau kemudahan barang kiriman Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Selain itu, juga mengatur fasilitas impor bahan baku bagi industri pemegang angka pengenal importir-produsen status Authorized Economic Operator dan mitra utama kepabeanan.
Dilansir sebelumnya, partisipasi Indonesia pada Texworld Paris Februari 2024 mencatatkan potensi transaksi sementara untuk produk tekstil sebesar USD 20 jutaatau setara dengan Rp312 miliar untuk satu tahun ke depan.
BACA JUGA:Realisasi DAK Fisik Masih Nihil, Kepala DJPb Bengkulu Minta Pemda Lakukan Langkah Ini
Atase Perdagangan Paris, Ruth Joanna Samaria menyampaikan, Indonesia menjadi satu-satunya negara ASEAN yang tampil pada Texworld Paris 2024.
Hal ini pun menjadi peluang Indonesia untuk menampilkan produk pada pembeli yang hadirdi pameran tersebut.
“Kami melihat partisipasi Indonesia sebagai salah satu produsen utama garmen dunia sangat penting pada Texworld Paris, khususnya ketika negara pesaing utama dari ASEAN tidak tampil dalam pameran ini,” kata Ruth.
Ruth menambahkan, partisipasi Indonesia pada pameran Texworld menjadi bukti nyata dukungan pemerintah untuk mempromosikan produk tekstil Indonesia ditingkat internasional.
Pada pameran tersebut, Indonesia menghadirkan lima perusahaan yaitu Hakatex, Gistex Indonesia, Duta Permata, Daliatex dan Dan Liris.
Ruth mengungkapkan Texworld Paris pada Februari 2024 lalu telah diikuti oleh 1.260 peserta dari 28 negara.
Selain itu, Pavilun Indonesia menarik banyak pengunjungdan pembeli dari seluruh dunia.
Paviliun Indonesia dikunjungi lebih dari 500 pembeli tekstil internasional yang berasal dari Inggris, Spanyol, Jerman, Belgia, Kanada, India, Yunani, hingga Turki.
Selain menampilkan produk garmen, salah satu peserta dari Indonesia juga berhasil menampilkan produk dengan inovasi terbaru yang ramah lingkungan seperti produk dengan sertifikasi Better CottonInitiative (BCI), ISO 9002, dan ISO 14001.