KORANRB.ID – Asosiasi Industri Minuman Ringan (Asrim) melaporkan performa kinerjanya belum pulih sejak pandemi Covid-19 hingga saat ini.
Asrim memprediksi 2024 merupakan tahun kebangkitan. Penjualan minuman ringan, di luar air minum dalam kemasan (AMDK), yang mengalami pertumbuhan negatif 2,6 persen pada 2023.
Ketua Umum Asrim Triyono Prijosoesilo menyatakan, hal itu disebabkan beberapa faktor.
Misalnya, laju inflasi pangan naik sehingga dapat berimbas terhadap menurunnya daya beli masyarakat,
BACA JUGA:Relaksasi Pembatasan Angkutan Logistik Saat Hari Raya, Kemendag Dorong Ini
BACA JUGA:Peran Batu Bara Masih Signifikan hingga 2060, Meski Beranjak ke Transisi Energi
meningkatnya biaya logistik karena kondisi geopolitik yang tidak stabil, hingga meningkatnya harga bahan baku.
”Penurunan produktivitas pertanian di berbagai negara yang berakibat pada meningkatnya harga bahan baku,” ujar Triyono kemarin, 15 Maret 2024.
Triyono menargetkan, industri minuman ringan atau minuman siap minum nonalkohol (NARTD) tumbuh 4-5 persen sepanjang 2024.
Tahun ini merupakan kesempatan bagi industri minuman ringan untuk pulih setelah terpuruk selama tiga tahun.
BACA JUGA:Kurma Impor Tembus 11,24 Ribu Ton, Paling Banyak Dari Tunisia
BACA JUGA:Impor RI Tembus USD 18,44 Miliar pada Februari 2024
”Kami melihat 2024 kesempatan untuk rebound karena Covid-19 sudah lewat dan orang-orang sudah bebas.
Ada aspek internal dan eksternal yang mendukung. Internalnya adaptasi industri bagaimana produk kami bisa dikonsumsi masyarakat dengan baik,” katanya.
Di sisi lain, industri makanan dan minuman berkontribusi signifikan terhadap total produk domestik bruto (PDB) Indonesia serta merupakan salah satu industri penyerap tenaga kerja terbesar.