KORANRB.ID - Ada banyak cara bagi umat muslim di Indonesia untuk menyambut bulan suci ramadan.
Setiap daerah memiliki tradisi, dan kebiasaannya tersendiri mulai dari banyaknya makanan yang dijual, hingga berbagai permainan tradisional yang cuma dimainkan ketika bulan ramadan saja.
Salah satu permainan tradisional yang biasanya hanya di mainkan ketika bulan ramadan adalah meriam bambu.
Anak-anak kelahiran tahun 90-an pasti kenal dengan permainan meriam bambu ini.
BACA JUGA:Tak Perlu Insektisida, Ini 7 Tips Aman Mengusir Nyamuk dengan Bubuk Kopi
Bahkan saat bulan ramadan biasannya, anak-anak akan berlomba-lomba untuk membuat meriam bambu yang paling besar.
Di pedesaan mereka akan beramai-ramai, mencari bambu yang bagus untuk digunakan sebagai meriam.
Saat mencari bambu ini, juga biasa dijadikan anak-anak untuk menghabiskan waktu menunggu berbuka puasa.
Usai mendapatkan bambu yang diinginkan, barulah akan dibuat menjadi meriam yang bisa menghasilkan suara ledakan yang keras.
BACA JUGA:2 Gelar All England 2024 Dibawa Pulang, Ginting Kenang Kebersamaan dengan Jojo, Cek Daftar Juara
Anak-anak biasanya akan memainkan meriam bambu ini ketika sore menjelang berbuka puasa dan juga malam hari sesudah salat taraweh.
Sayangnya, sekarang tradisi memainkan meriam bambu sudah sangat jarang ditemui karena anak-anak zaman sekarang sudah beralih memainkan meriam yang di buat dari kaleng bekas dengan bahan peledak spiritus.
Hal ini juga tak terlepas, karena minyak tanah yang biasanya digunakan untuk membuat meriam bambu mengeluarkan suara ledakan juga sudah cukup sulit didapatkan.
Kendati demikian, memainkan meriam bambu sering mendapatkan larangan dari berbagai pihak. Selain suaranya yang dinilai mengganggu ketenangan.
BACA JUGA:Dua Minggu Razia Ops Nala, 433 Pengendara Terjaring Razia Polres Bengkulu Tengah