Permainan meriam bambu juga berbahaya apabila tidak diawasi oleh orang yang sudah berpengalaman.
Makanya tak jarang, sering sekali ada kasus anak-anak yang terluka akibat bermain meriam bambu tanpa pengawasan dari orang tua.
Bukan hanya meriam bambu, permaianan tradisional yang juga sering dilakukan hanya ketika bulan ramadan tiba adalah perang sarung.
Perang sarung biasanya, sering dilakukan anak-anak ketika sebelum dan sesudah melaksanakan salat taraweh.
BACA JUGA:Catat! Ini Bahaya Minum Es Saat Berbuka Puasa, Jangan Dianggap Sepele
Bukan tanpa alasan, anak-anak yang hendak menjalankan salat biasanya akan membawa kain sarung.
Nah kain sarung inilah yang akan digulung membentuk cambuk yang akan digunakan untuk alat perang bagi anak-anak.
Mereka akan saling pukul-pukulan dan kejar-kejaran dengan kain sarungnya masing gelak tawa serta ledek-ledekan biasnya akan mewarnai permainan ini.
Makanya perang sarung menjadi permainan paling tradisional yang pasti ada ketika masuk bulan suci ramadan.
Kemeriahan anak-anak ketika bermain juga menjadi warna bahwa bulan ramadan sudah tiba.
BACA JUGA:7 Ide Ngabuburit Ramadan yang Seru dan Menyenangkan, Bisa Dicoba!
Sama seperti permainan meriam bambu, perang sarung juga bisanya dilarang dilakukan.
Karena dapat mengganggu ketenangan serta anak-anak yang bermain juga sering kelewatan saat bermain sehingga mereka malah menjadi tawuran.
Selanjutnya adalah petasan, ini juga adalah permainan yang tak akan lepas ketika bulan ramadan tiba.
Memainkan petasan, menjadi salah satu tradisi masyarakat Indonesia ketika menyambut bulan suci Ramadan.
Puncaknya, biasa akan terjadi ketika malam hari raya Idul Fitri ledakan petasan akan menjadi pertanda bahwa umat muslim telah selesai melaksanakan ibadah puasa. (*)