Sehingga mendorong berlanjutnya penguatan USD secara global, lebih terbatasnya aliran masuk modal asing, dan meningkatnya tekanan pelemahan nilai tukar di negara emerging market.
“Bacaan kami lebih mendasarkan pada asessment secara fundamental bahwa inflasi di Amerika Serikat (AS) yang masih di atas sasaran. Kemungkinan juga masih akan di atas sasaran di sepanjang 2025. Pertumbuhan (ekonomi) juga masih solid. Kemungkinan bacaan kami, Fed akan tetap sabar di semester II 2024,” beber Perry.
BACA JUGA:Ini 7 Manfaat Berpuasa Ramadan bagi Perkembangan Anak, Ajarkan Sejak Dini
Oleh karena itu, stance kebijakan BI Rate adalah tetap di level 6 persen.
Secara baseline scenario, Perry melihat ruang terbuka penurunan suku bunga acuan di semester II.
Tapi bisa maju, bisa mundur.
Deputi Gubernur BI Aida S Budiman menambahkan, inflasi masih terjaga.
Meski, memang masih menghadapi tantangan.
Karena panen beras baru mulai akan berlangsung dari Maret sampai Mei 2024.
“Tapi dari data yang kami lihat, sudah ada penurunan harga beras. Terutama di Sumatera dan Balinusra. Jadi pada pekan kedua Maret sudah ada penurunan harga beras. Mudah-mudahan bisa capai 3 persen di akhir tahun ini,” ujarnya.(**)