Wahono tidak menampik bahwa kelangkaan gas melon yang terjadi saat ini juga disebabkan oleh budaya masyarakat yang menyimpan tabung gas di rumahnya dengan alasan untuk stok bulan puasa dan lebaran.
Hal ini berdampak pada masyarakat lain yang kesulitan untuk mendapatkan gas melon untuk kebutuhan sehari-harinya.
Selain itu juga, ada beberapa oknum masyarakat yang biasanya hanya menggunakan 1 tabung gas melon untuk jangka waktu 1-2 minggu untuk kebutuhan rumah tangga, namun lantaran di bulan Ramadhan berjualan takjil sehingga membutuhkan gas lebih dari 1 tabung.
Bahkan ada yang nekat menyimpan tabung gas dalam jumlah banyak, dengan alasan untuk keperluan berjualan.
“Ditambah lagi ada oknum pangkalan, pengecer serta masyarakat yang bukan pengecer, yang melakukan stocking tabung gas dalam jumlah banyak dengan maksud dijual lagi kepada masyarakat dengan harga di atas HET,” tegas Wahono.
BACA JUGA:Ini 10 Khasiat Jambu Biji Bagi Kesehatan, Salah Satunya Mencegah Penyakit Hati
Untuk itu, Wahono berharap Pemkab Rejang Lebong bisa menindaklanjuti oknum-oknum bandel yang nekat melakukan penyimpanan gas melon ini, sehingga mengakibatkan kelangkaan gas di tengah masyarakat.
Dan pihaknya juga meminta kepada Pemkab Rejang Lebong untuk menggandeng aparat kepolisian dalam menindaklanjut oknum-oknum bandel yang sengaja menyimpan gas melon dan menjualnya di atas HET tersebut.
“Kita berharap kondisi ini bisa segera ditindaklanjuti oleh Pemkab Rejang Lebong. Jangan sampai kondisi ini sengaja terkesan dibiarkan sehingga nantinya menimbulkan rumor di tengah masyarakat bahwa ada main mata antara Disperindagkop-UKM dengan pihak pangkalan atau agen atau oknum yang sengaja menyimpan gas melon ini, dan kemudian menjualnya diatas HET,” tegas Wahono.
Agen Gas Elpiji Putri Cempaka Lestari, Nowan Kurniadi Irawan menyebutkan, untuk memenuhi kebutuhan tabung gas elpiji di Kabupaten Rejang Lebong, selain agen miliknya, terdapat juga dua agen lain, yaitu Karjan Jaya dan Elisa Merliani Jaya.
Mereka mengawasi 308 pangkalan tabung gas yang tersebar di 156 desa dan kelurahan dalam 15 kecamatan di Kabupaten Rejang Lebong.
Terkait isu kelangkaan tabung gas elpiji 3 kg yang terjadi saat ini, Nowan mengatakan, berdasarkan alokasi yang ada, kelangkaan tabung gas tidak seharusnya terjadi di tengah masyarakat.
Dengan jumlah alokasi sebanyak 7.280 tabung per hari, seharusnya dapat disalurkan ke pangkalan dan masyarakat dengan lancar.
Namun, kendala muncul pada saat bulan Ramadhan dan Lebaran, di mana kebutuhan akan tabung gas meningkat tanpa adanya pembatasan pembelian tabung gas di tingkat pengecer atau masyarakat.
“Hal ini mengakibatkan pengurangan alokasi tanpa adanya penambahan kuota gas dari pihak Pertamina. Selain itu, ada pihak yang memanfaatkan situasi ini dengan menjual tabung gas di atas HET dengan harga Rp20.000 per tabung, yang menjadi salah satu dampak dari masalah tersebut,” kata Nowan.(**)