Ini merupakan cara terakhir jika memang beruang masih muncul di kawasan pemukiman atau lokasi yang membahayakan warga.
“Pemasangan perangkap adalah alternatif terakhir, mudah-mudahan dengan penggiringan yang sudah dilakukan beruang bisa kembali ke kawasan hutan,” terangnya.
Ditambahkannya, ia mengingatkan masyarakat terutama yang beraktifitas di dekat lokasi kemunculan beruang tersebut untuk meningkatkan kewaspadaan.
Terutama yang memiliki kebun di dekat lokasi kemunculan beruang dan lokasi tempat tinggal beruang tersebut.
“Setidaknya mengantisipasi dengan beraktivitas tidak sendirian, minimal harus dua orang sehingga bisa saling mengawasi,” terangnya.
Selain itu, masyarakat desa juga dianjurkan membunyikan kentongan atau bunyi-bunyian terutama di sekitar desa dan lokasi kemunculan beruang.
Hal ini untuk membuat suara bising sehingga beruang tersebut menjauh dari desa.
“Bunyi-bunyian itu untuk menggiring beruang menjauh dari desa dan kembali ke kawasan hutan. Jika kembali muncul, maka akan kita lakukan pemasangan perangkap,” pungkas Sumarsono.