Sehingga suasana desa menjadi mencekam, hingga akhirnya Minggu, 31 Maret 2024 pagi, tim dari Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) tiba ke Desa Sidodadi untuk mengecek informasi dan laporan dari masyarakat tersebut.
BACA JUGA:15 Petugas Adhoc KPU Disantuni, 2 Meninggal Dapat Rp92 juta
“Kami juga bingung mengapa beruang itu muncul di belakang-belakang rumah warga, namun sejak kejadian itu warga khawatir saat berada di kebun, bahkan tahun berangkat ke kebun,” terangnya.
Kemarin tim BKSDA melakukan pengecekan lokasi yang menjadi kemunculan induk dan anak beruang tersebut.
Bukan hanya diapati bekas-bekas batang yang terdapat cakaran beruang tersebut diduga akan memanjat pohon atau tengah mengasah kukunya.
Namun tim BKSDA bersama masyarakat juga menemukan bekas tumpukan sarang tawon madu yang diduga makanan dimakan sang beruang.
Menariknya lagi, BKSDA juga menemukan susunan rimbun di bagian atas batang pohon durian.
Susunan daun rimbun ini diduga menjadi tempat tinggal atau tempat tidur beruang tersebut bersama anaknya.
Namun di lokasi tersebut sama sekali tidak ditemukan beruang madu.
Meskipun tanda-tanda keberadaan sang beruang sudah sangat jelas terlihat. Sumarsono Ketua Tim dari BKSDA yang turun ke Desa Sidodadi kemarin menerangkan jika dari tanda-tanda yang ditemukan, memang jelas keberadaan beruang tersebut.
“Saat ini kita berusaha menggiring dan mengusirnya untuk kembali masuk ke dalam kawasan hutan yang menjadi habitatnya,” terangnya.
Ia berharap dengan kegiatan kemarin maka beruang tersebut sudah tidak akan lagi muncul di kawasan perkebunan masyarakat, apalagi pemukiman.
Maka BKSDA akan terus melakukan pemantauan pasca pengecekan kemarin.
“Kita berusaha menggiring lebih dulu, karena ada kemungkinan kedua beruang itu masuk ke kawasan perkebunan karena mencari makan. Maka kita giring kembali,” terangnya.
Namun jika nantinya masyarakat masih melihat kemunculan beruang tersebut, maka BKSDA bersama Polisi akan melakukan pemasangan perangkap.