KORANRB.ID - Momen bulan Ramadan dimanfaatkan seluruh umat Islam untuk memperbanyak amal ibadah.
Hal inilah yang ditanamkan dan dipupuk oleh MTs Negeri 2 Kabupaten Seluma.
Di momen Ramadan ini, MTs Negeri 2 membuat panitia zakat fitrah, dimana dalam prosesnya para guru melibatkan para pelajar untuk berkontribusi agar memahami dan mengerti langkah-langkahnya.
Kepala MTs Negeri 2 Seluma, Edy Susmita, M.Pd mengatakan kegiatan ini merupakan rutinitas setiap tahunnya.
Outputnya yakni dapat melatih dan membiasakan pelajar MTs Negeri 2 agar nantinya dapat menjadi panitia zakat dengan bekal yang telah dipelajari saat di sekolah.
"Alhamdulillah ini merupakan program yang memang kita lakukan setiap tahunnya. Dengan seperti ini pelajar menjadi terbiasa dan memahami jika nantinya ditunjuk menjadi panitia zakat," terang Susmita.
Dari zakat fitrah yang digelar MTs Negeri 2 Seluma, tercatat ada 35 orang guru yang berzakat di MTs Negeri 2.
BACA JUGA:ASN Pemkab Bengkulu Tengah Boleh Mudik Pakai Mobil Dinas, Ini Syaratnya
Sedangkan dari total 535 pelajar terdapat 420 orang yang berzakat di sekolah.
Artinya lebih dari 80 persen total guru dan pelajar di sekolah ini yang menunaikan zakat fitrah di MTs Negeri 2 Seluma.
"Untuk tahun ini ada 420 murid dari kelas 7, 8 dan 9 yang turut berzakat fitrah di sini, jika dihitung artinya mayoritas menunaikan zakat di sekolah," jelas Susmita.
Dari total 455 guru dan murid yang menunaikan zakat di bulan Ramadan tahun 1445 Hijriah ini, MTs Negeri 2 berhasil mengumpulkan uang tunai sebesar Rp 16.030.000 dan beras 115 kilogram (kg).
Dari zakat fitrah tersebut, MTs Negeri 2 langsung memberikannya ke para mustahiq yang berhak menerima, baik di lingkungan sekolah yakni pelajar dan masyarakat sekitar sekolah serta Pondok Pesantren Hidayatullah Seluma, dan beberapa dibagikan oleh guru ke warga yang berada di desa tempat tinggal guru.
Rinciannya, untuk murid di sekolah menerima sebanyak 80 orang, lalu sisanya untuk masyarakat sekitar dan titipan guru di desa, masing-masing disiapkan untuk 75 orang.
"Untuk pelajar yang menerima, yakni bagi yang kurang mampu, anak yatim, anak piatu, anak yatim piatu. Lalu untuk masyarakat juga dengan indikator demikian, termasuk janda tua dan fakir miskin," tutur Susmita.