KORANRB.ID - Bagi orang Bengkulu tidak asing lagi dengan makan yang satu ini, khususnya warga yang berasal dari suku Rejang.
Selain memiliki aroma yang khas makanan yang berasal dari bambu muda ini, sangat nikmat apabila disantap disaat cuaca dingin
Sering dihidangkan apabila ada kegiatan syukuran ataupun dirumah makan masakan khas Rejang, dimana orang mengenalnya dengan nama Lemea.
Lemea ini merupakan makan hasil fermentasi perpaduan dari bambu muda yang di cincang-cincang kemudian dimasukan kedalam wadah kedap angin bersama dengan ikan Nila atau ikan putih.
BACA JUGA:Pilgub Bengkulu 2024, Adu Kuat Politikus 'Gajah'! Ini Kandidat yang Diprediksi Bakal Maju
Yang kemudian didiamkan minimal selama tiga hari, untuk ikan bisa menggunakan ikan yang sudah digoreng ataupun ikan segar yang sudah dibersihkan namun belum dimasak.
Setelah didiamkan selama minimal tiga hari Lemea sudah dapat dikonsumsi sebagai bahan campuran untuk menjadi lauk.
Seperti sambal ikan, gulai ikan, dan Lemea tumis.
Meskipun sebagian orang beranggapan aroma dari Lema ini tidak sedap namun bertolak belakang dengan makanan yang di padukan bersama Lemea, akan terasa gurih pedas, dan hangat.
BACA JUGA:Mulai Merayap ke Kabawetan, Waspada Jalan Sempit dan Titik Longsor di Sini
Jika anda penasaran dengan rasanya. Anda bisa mendapatkan Lemea baik dari pedagang online ataupun offline.
Dengan harga cukup bervariasi dari kemasan Rp25 ribu hingga Rp80 ribu.
Namun jika anda ingin mencicipi langsung, anda bisa mendatangi rumah makan masakan rejang yang biasanya disiapkan untuk pengunjung.
Selain harga yang cukup ekonomis, Lemea ini juga memiliki manfaat bagi kesehatan, salah satunya untuk mengobati masuk angin.
BACA JUGA:Praktis di Sore Hari, Ini Cara Buat Teh Jahe Serai