Dinkes Kota Bengkulu Evaluasi Layanan Puskesmas 24 Jam, SDM jadi Kendala
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bengkulu, Neli Hartati. HENDRI SAPUTRA/RB --
KORANRB.ID – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bengkulu akan mengevaluasi pelaksanaan layanan puskesmas 24 jam yang selama ini difokuskan pada pelayanan gawat darurat (IGD).
Evaluasi dilakukan karena di sejumlah puskesmas ditemukan jumlah pasien sangat minim sejak program ini berjalan.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Kota Bengkulu, Neli Hartati, mengatakan layanan 24 jam hanya berlaku untuk kasus darurat seperti kecelakaan, sesak napas, atau sakit mendadak.
“Setiap puskesmas sudah memiliki IGD dan petugas jaga. Jadi kalau ada warga yang butuh pertolongan segera, insya Allah selalu ada yang siap,” ujarnya.
BACA JUGA:Dugaan Kecurangan Seleksi PPPK, Ombudsman hingga BKN Diminta Turun
BACA JUGA:Terdakwa Pencucian Uang Bank BSI Divonis 8 Tahun, Kuasa Hukum Banding
Menurut Neli, masyarakat kerap salah paham karena pelayanan umum seperti poli klinik atau pemeriksaan rutin memang tidak beroperasi 24 jam.
“IGD tetap buka setiap hari, termasuk Sabtu dan Minggu. Tapi kalau datang untuk periksa biasa, tentu tidak dilayani di luar jam kerja,” jelasnya.
Evaluasi ini akan melibatkan seluruh kepala puskesmas untuk menilai efektivitas dan kebutuhan lapangan. “Kami akan lihat hasil pelaksanaannya.
Ada laporan pasien nihil di beberapa lokasi. Ini akan jadi bahan kajian, apakah program perlu diteruskan, disesuaikan, atau dihentikan,” kata Neli.
BACA JUGA:Pemkot Bengkulu Perkuat PAD di Tengah Efisiensi Anggaran Nasional
BACA JUGA:Meski Anggaran Efisien, Dispar Kota Bengkulu Siapkan Kalender Event Wisata 2026
Ia menambahkan, keterbatasan sumber daya manusia (SDM)* menjadi tantangan utama. Rata-rata satu puskesmas hanya memiliki satu hingga dua dokter, sedangkan layanan darurat menuntut kesiapan tenaga medis setiap waktu.
“Kalau ada kasus mendadak, biasanya perawat dan bidan yang menangani dulu. Untuk tindakan medis, dokter kami siagakan,” tuturnya.