Baca Koran Harian Rakyat Bengkulu - Pilihan Utama

Lapak Pedagang Pasar Minggu Cemari TPU Belakang Pondok

TUMPUKAN: Sisa lapak dagangan PKL Pasar Minggu tertumpuk dan beserakan di area TPU Kelurahan Belakang Pondok. HENDRI SAPUTRA/RB --

Ia menekankan pentingnya pendekatan humanis.

“Penertiban itu harus dilakukan dengan pendekatan yang persuasif dan humanis. Pemerintah perlu memastikan ada solusi yang diberikan, sehingga pedagang tetap bisa melakukan aktivitasnya dengan layak,” tegasnya.

Ketua Perkumpulan Pedagang Pasar Minggu (P3MB), Edi Susanto, menyampaikan keberatan atas penertiban tanpa solusi yang dianggap jelas.

“Alasannya cuma penegak perda, penegak perda, penegak perda. Tapi ketika ditanya lebih jauh, jawabannya ‘kami tidak tahu’. Apakah layak seorang pelaksana pemerintah menjawab seperti itu?” ujarnya dengan nada kecewa.

Menurut Edi, pedagang belum mendapat kepastian mengenai lokasi penempatan yang sesuai kebutuhan usaha. Ia berharap pemerintah membuka ruang dialog dan tidak hanya mengandalkan tindakan penertiban. P3MB meminta solusi konkret agar ratusan pedagang tetap bisa mencari nafkah secara layak.

Salah satu anggota Satpol PP yang terluka, Amelia, menceritakan bahwa ia menjadi korban penganiayaan saat mencoba menenangkan pedagang perempuan yang terlibat ketegangan.

“Saya ditinju dan dicakar, bahkan dikeroyok sama pedagang laki-laki. Padahal kami justru menjaga pedagang yang perempuan agar tidak anarkis,” ungkap Amelia.

Ia menjelaskan bahwa petugas berupaya mencegah kericuhan antarpedagang, namun situasi berubah ketika salah satu suami pedagang datang dan melakukan kekerasan.

Penertiban Pasar Minggu akan terus berlanjut dengan pengawasan harian hingga kawasan kembali tertata dan aktivitas perdagangan berlangsung sesuai aturan.

Pemerintah memastikan penataan dilakukan bertahap, disertai fasilitas relokasi, sementara pedagang berharap adanya solusi yang lebih jelas dan manusiawi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan