Waspada Ledakan DBD, 242 Kasus Menempatkan Mukomuko Urutan Ke 4 Provinsi Bengkulu

PASIEN: Tengah menjalani pengobatan di RSUD Mukomuko Foto: Dokumen/RB--

Seperti, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mukomuko, Kecamatan, Pemerintah Desa (Pemdes), TNI dan Polri. 

Jika hanya mengandalkan Dinkes kemungkinan besar kesulitan dalam menjangkau wilayah Kabupaten Mukomuko yang cukup luas.

‘’Melibatkan banyak pihak, gabungan dari berbagai instansi tentu akan lebih mudah mengajak seluruh lapisan masyarakat ikut serta menjaga lingkungan,’’ sampai Jajad.

“Kami juga telah bersurat agar pihak Kecamatan, Kelurahan dan Desa meminta warganya secara mandiri mengencarkan gerakan 3M plus, selain akan melakukan PSN secara gotongroyong nanti,” imbuhnya.

BACA JUGA:Longsor Semakin Mengkhawatirkan, Satu Persatu Rumah di Kepahiang Runtuh

Menurut Jajad, gerakan 3M plus dapat juga sangat efisen dalam memberantas sarang nyamuk, yang nantinya akan diiringi dengan melakukan foging di tempat-tempat yang sudah terdampak oleh nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD. 

Jika hanya mengandalkan fogging tidak begitu efektif dalam penanganan nyamuk aedes aegypti ini, karena hanya membunuh nyamuk dewasa saja dan sarang nyamuk akan tetap masih ada.

“Sembari melakukan foging juga harus di ikuti kegiatan menguras tempat penampungan air secara rutin, menutup rapat semua tempat yang bisa penyimpanan air. Terakhir mengubur wadah-wadah atau apapun itu yang bisa menjadi tempat jentik nyamuk berkembang,” katanya.

Lanjutnya, selain itu warga juga disarankan manfaatkan ikan peliharaan untuk membunuh jentik nyamuk dan memasang penutup ventilasi anti nyamuk. 

Membersihkan lingkungan rumah dan sekitarnya secara rutin. “Kita juga mengajak warga memelihara ikan, dan menanam tanaman yang dapat mengusir nyamuk, meletakkan pakaian bekas di wadah tertutup,” sebutnya. 

BACA JUGA:Miliki Paket Ganja Siap Edar, 2 Warga Mukomuko Diringkus

Pola sebaran demam berdarah memang dinamis. Wilayah yang sebelumnya terdapat kasus dengan jumlah DBD terbanyak, cenderung terpacu melakukan pencegahan secara masif.

Seperti di Kecamatan Pondok Suguh, Lubuk Sanai dan yang lainnya pada tahun ini relatif terkendali, padahal wilayah-wilayah yang tahun kemarin tinggi terkena DBD namun tahun ini tidak terdapat kasus.

“Memang dalam memberantas DBD dibutuhkan kesadaran, kemungkinan besar telah terjadi serangan barulah warga paham akan kebersihan lingkungan,” ujar Jajad lagi.

Selain itu peningkatan kasus DBD tidak terjadi begitu saja, faktor sulitnya mengendalikan peredaran nyamuk aedes aegypti pada musim hujan karena banyaknya genangan air. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan