Diserbu Stok Asal Rejang Lebong, Harga Cabe di Bengkulu Utara Anjlok
Anjlok: Harga Cabe yang saat ini anjlok di Pasaran. SANDI/RB--
“Meskipun memang cabe lokal lebih diminati oleh masyarakat walaupun harganya lebih tinggi,” terangnya.
Meskipun harga murah, hal ini tidak berdampak pada meningkatnya pembelian , jumlah pembelian cabe masyarakat tetap stabil seperti biasanya.
Penurunan harga ini juga terjadi pada semua jenis cabe mulai dari cabe merah, cabe keriting, cabe hijau hingga cabe setan.
BACA JUGA:Ini 86 Calon Panwascam Bengkulu Utara yang Lolos Tes Administrasi, Berikut Jadwal Tes
BACA JUGA:Calon PPK Bengkulu Utara Tes Wawancara, Komitmen Sukseskan Pilkada 2024
“Karena memang jumlah yang dikirim ke pasar (Pasar Purwodadi sangat melimpah, baik itu cabe lokal maupun cabe yang berasal dari Rejang Lebong,” terangnya.
Jika terjadi penurunan harga cabe, berbeda dengan harga bawang merah yang justru melonjak.
Saat ini harga bawang merah mencapai Rp50 ribu perkilonya.
Berlawanan dengan kondisi yang dialami pada cabe merah, saat ini stok bawang merah di pasar tradisional di Bengkulu Utara sangat sedikit.
Ini karena bawang yang dipasarkan di pasar tradisional di Bengkulu Utara mayoritas dari luar daerah, terutama dari Sumatera Barat.
Saat ini memang ada beberapa titik petani bawang yang tersebar di Bengkulu Utara.
Mulai dari kawasan Kecamatan Kerkap, Hulu Palik, Padang Jaya, Giri Mulya dan Kecamatan Ketahun.
Namun saat ini petani bawang lokal belum memasuki musim panen sehingga stok mengandalkan bawang dari luar daerah.
Selain harga yang tinggi, bawang yang dijual di pasar-pasar tradisional juga cenderung dengan kualitas yang tidak terlalu bagus.
Bawang yang beredar dari Luar Provinsi Bengkulu adalah bawang yang kecil dan cenderung kering sehingga tidak terlalu disukai masyarakat di Bengkulu Utara.