Petani di Rejang Lebong Kurang Berminat Kopi Petik Merah, Ini Penyebabnya

PANEN: Salah seorang petani kopi di Kabupaten Rejang Lebong sedang memanen buah kopi di kebunya.-foto: dok/koranrb.id-

Banyak petani yang merugi karena kopi sering dicuri langsung dari batangnya menjelang musim panen.

BACA JUGA:Kesempatan Emas! Pemprov Bengkulu Terima 200 CPNS Tahun Ini

“Menunggu petik merah itu cukup merugi, bahkan belum merah saja sudah sering dicuri orang. Selain itu, jika harus menjual kopi petik merah, prosesnya cukup lama, kadang sampai 2 bulan untuk mendapatkan hasil terbaik. Selama itu, kami tetap butuh makan dan anak tetap butuh uang sekolah. Dari mana dapat duitnya? Inilah yang membuat kami enggan menjual kopi petik merah,” kata Iwan.

Lebih lanjut Iwan mengakui meski kopi petik merah memiliki nilai jual yang tinggi, tantangan dalam pemasaran dan keamanan membuat banyak petani kopi di Kabupaten Rejang Lebong enggan untuk beralih ke metode ini.

Solusi yang diperlukan adalah melibatkan peran pemerintah daerah dalam peningkatan kesadaran pasar, infrastruktur pemasaran yang lebih baik, dan perlindungan yang lebih kuat bagi para petani. 

“Dengan dukungan yang tepat dari pemerintah daerah, potensi kopi petik merah dapat dimaksimalkan, membawa manfaat ekonomi yang signifikan bagi petani lokal. Namun saat ini kita harus jujur bahwa pemerintah daerah belum memberikan perhatian sepenuhnya terhadap kampanye kopi petik merah ini,” papar Iwan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan